Skip to main content

Posts

Showing posts from 2001
Reach Some dreams live on in time forever Those dreams, you want with all your heart And I'll do whatever it takes Follow through with the promise I made Put it all on the line What I hoped for at last would be mine If I could reach, higher Just for one moment touch the sky From that one moment in my life I'm gonna be stronger Know that I've tried my very best I'd put my spirit to the test If I could reach Some days are meant to be remembered Those days we rise above the stars So I'll go the distance this time Seeing more the higher I climb That the more I believe All the more that this dream will be mine If I could reach, higher Just for one moment touch the sky From that one moment in my life I'm gonna be stronger Know that I've tried my very best I'd put my spirit to the test If I could reach If I could reach, higher Just for one moment touch the sky I'm gonna be stronger From that one moment in my life
Udah lama nggak ngisi.. hihihi... Ngisi apa ya? *bingung* Kemaren abis ngerubah perwajahan web biniku =) Hari ini nambahin new forwarding address ini biar juga nunjuk ke site ini =) Nyem...
Make life's a difference Her name was Mrs. Thompson. As she stood in front of her 5th grade class on the very first day of school, she told the children a lie. Like most teachers, she looked at her students and said that she loved them all the same. But that was impossible, because there in the front row, slumped in his seat, was a little boy named Teddy Stoddard. Mrs. Thompson had watched Teddy the year before and noticed that he didn't play well with the other children, that his clothes were messy and that he constantly needed a bath. And Teddy could be unpleasant. It got to the point where Mrs. Thompson would actually take delight in marking his papers with a broad red pen, making bold X's and then putting a big "F" at the top of his papers. At the school where Mrs. Thompson taught, she was required to review each child's past records and she put Teddy's off until last. However, when she reviewed his fil
Tentang Kemarahan Seorang anak datang kepada ayahnya, dan berkata: "Ayah, bagaimanakah caranya mengendalikan amarah?" Ayahnya menjawab: "Anakku, jika saat ini engkau belum bisa mengendalikan amarahmu, cobalah kau lampiaskan amarahmu itu. Setiap engkau marah, pergilah ke pagar kayu di belakang rumah kita. Bawalah palu, sertakan juga paku secukupnya. Pakukan paku-paku itu ke pagar kayu, sampai amarahmu reda. Jika semakin lama semakin sedikit paku yang engkau pakukan, tandanya engkau semakin bisa menahan amarahmu. Nanti, pada saat engkau sudah berhasil menahan diri untuk tidak memaku, kembalilah padaku untuk mendiskusikan lagi hal ini." Dan anak itu melakukannya. Sekian hari berganti. Sekian bulan berganti. Sekian tahun berganti. Akhirnya anak ini kembali kepada ayahnya, untuk membicarakan perihal amarahnya. "Ayah. Aku sudah berhasil menahan diri untuk tidak memaku pagar belakang rumah kita setiap kali aku marah. Apakah ini artinya
blessed be the LORD God Almighty who was and is and is to come blessed be the LORD God Almighty who reigns forever more
a story of a woman: I GOT FLOWERS TODAY I got flowers today. It wasn't my birthday or any other special day. We had our first argument last night, and he said a lot of cruel things that really hurt me. I know he is sorry and didn't mean the things he said. Because he sent me flowers today. I got flowers today. It wasn't our anniversary or any other special day. Last night, he threw me into a wall and started to choke me. It seemed like a nightmare. I couldn't believe it was real. I woke up this morning sore and bruised all over. I know he must be sorry, because he sent me flowers today. I got flowers today, and it wasn't Mother's Day or any other special day. Last night, he beat me up again. And it was much worse than all the other times. If I leave him, what will I do? How will I take care of my kids? What about money? I'm afraid of him and scared to leave. But I know he must be sorry, because he sent me flowers to
Pemuda Yang Banyak Bicara Seorang pemuda yang sedang jatuh cinta berusaha selama berbulan-bulan untuk mengambil hati pujaannya, namun gagal. Ia merasa sakit hati karena ditolak. Namun akhirnya si jantung-hati menyerah. “Datanglah di tempat anu pada jam anu,” katanya. Pada waktu dan di tempat anu tersebut, akhirnya si pemuda sungguh jadi duduk bersanding dengan jantung-hatinya. Lalu ia merogoh saku dan mengeluarkan seberkas surat-surat cinta, yang telah ia tulis selama berbulan-bulan, sejak ia mengenal si jantung-hati. Surat-surat itu penuh kata-kata asmara, mengungkapkan kerinduan hatinya dan hasratnya yang membara untuk mengalami kebahagiaan karena dipersatukan dalam cinta. Ia mulai membacakan semua suratnya itu untuk jantung-hatinya. Berjam-jam telah lewat, namun ia masih juga terus membaca. Akhirnya si jantung-hati berkata tentang aku dan rindumu padaku. Sekarang aku di sini, bahkan duduk di sampingmu. Dan kamu masih juga membacakan surat-suratmu yang membosankan itu!”
Do you know that by the end of the first World War flu is the most deadliest epidemic? Here is one newspaper headline back then: INFLUENZA DEATH EXCEEDS WAR LOSSES Yes, it was flu. The same flu we know today. Moral of the story: there is hope for those who have diseases with medicine yet unknown.
Hun, makasih ya untuk semuanya. Untuk telingamu pada saat aku berkeluh kesah.. Untuk matamu pada saat membaca emailku.. Untuk jarimu pada saat menuliskan ceritamu.. Untuk kesabaranmu menunggu... Dan untuk hatimu yang selalu melimpahkan kasihmu.. Untukku... Peluk cium untukmu seorang.
steven spielberg and stanley kubrick 's
God Always Answers Prayers When the idea is not right, God says, "No" No - when the idea is not the best No - when the idea is absolutely wrong No - when although it may help you it could create problems for someone else. When the time is not right, God says, "Slow" What a catastrophe it would be If God answered every prayer at the snap of your fingers. Do you know what would happen? God would become your servant, not your master. Remember: God's delay is NOT God's denial God's timing is PERFECT Patience is what we need in prayer When you are not right, God says, "Grow" The selfish person must grow in unselfishness The cautious person must grow in courage The timid person must grow in confidence The dominating person must grow in sensitivity The critical person must grow in tolerance The negative person must grow in positive attitudes The pleasure-seeking person must grow in compassion for suffering people
Harum. Bau kapur barus. Biasanya cuma pakai 2 kaos yang kepakai. Kaos Y2K sama Kompas 2000. Selain dari beberapa kaos putih swan. Biasanya sih cukup. Selagi yang satu dipakai, yang kotor di laundry. Tapi beberapa hari ini ujan mulu. Pada males ke laundromat. Jadinya baju kotor numpuk. Akhirnya terpaksa buka kaos "baru". Yang masih terlipat rapi di koper. Rapi terlipat sejak tiga bulan yang lalu. Rapi terlipat oleh jemari istriku tercinta... Kutarik sebuah kaos putih. Dengan gambar "dilarang kencing di malioboro" Standar dagadu banget nggak sih? hihihi I slipped into it. As it ran down over my head, I couldn't help to smell it..... Wangi... Wangi kapur barus.. And then tears in my eyes... God, I really miss her ...
BELAIAN NAN LEMBUT Oleh: Daphna Renan Michael dan aku tidak tahu kapan pelayan meletakkan piring-piring di meja kami. Waktu itu kami duduk-duduk di sebuah restoran kecil, terlindung dari kesibukan Third Street, New York City. Aroma blintze yang baru saja disajikan tidak mengusik keasyikan kami mengobrol. Malahan, blintze itu lama kami biarkan terendam dalam krim asam. Kami terlalu asyik mengobrol sampai lupa makan. Obrolan kami seru sekali, meskipun yang diobrolkan tidak penting. Kami tertawa-tawa membicarakan film yang kami tonton malam sebelumnya dan berdebat tentang makna di balik teks yang baru saja kami pelajari untuk seminar sastra. Dia bercerita waktu dia mengambil langkah penting menuju kedewasaan, yaitu hanya mau dipanggil Michael dan pura-pura tidak Mendengar bila dipanggil "Mikey". Waktu umur dua belas atau empat belas? Dia lupa, tetapi dia ingat ibunya menangis dan berkata bahwa dia terlalu cepat menjadi dewasa. Ketika kami mencicipi blueberry blintz
maacih ya hun ... thanks for share with me, for rest our life... *muah*
As a deer panteth for the water, so my soul longeth after Thee. You alone are my heart's desire, and I long to worship Thee. You alone are my strength my shield, to You alone may my spirit yield. You alone are my heart's desire, and I long to worship Thee.
Garam & Telaga Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu. "Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke da
walau hati resah mesti aku paksakan jua ingin sibakkan makna antara dua jiwa berbeda
no car. no english course. a 'perfect' day it is!
just had a quite long nap. get online. no sign of her... *sigh*
I was upset. I felt left alone. Then suddenly my fingers typed "Doa Sang Katak" at yahoo search engine. And there it was. The top found item. " Doa Sang Katak " by Father Anthony de Mello SJ. It's the Indonesian version of "The Prayer of the Frog" If you looked at the link above, then you'll learn where is it placed. In isnet . The Islamic Network Organization. Besides "Doa Sang Katak", there are also "Burung Berkicau" and "Basa-basi". So here I am... Reading it there...
wahai putri. dalam cerminku. temani diriku terluka.
angin kencang bertiup. merontokkan kelopak-kelopak bunga yang beberapa hari yang lalu mekar indah. tepat di sebelah jendela. tempat komputerku berada. tempat aku menggoreskan luka. ke atas kertas di alam maya.
mendung. di tengah-tengah musim semi yang seharusnya indah.
This evening, a lady by the church gave me roses. She was holding a bucket of roses. She gave me three. "I just want to give them to you" she said. My heart sunk. I can only smile... ... and whisper to myself: "Happy mother's day, maam." ( St. Bernard , Keene, NH, May 13, 2001)
Imhotep. the Genius. the Doctor. the High Priest of Heliopolis. the first known architect in the history. the builder of the first pyramid, the Step pyramid. (the Step piramid was the first built of more than a hundred pyramids in Egypt) the Discovery Channel. "The Lost Mummy of Imhotep". the man was really exist after all. not as a horryfying creature. but as a scholar. a genius of that time....
kala kubuka sapa senyumanmu jawabannya mempesona..
bulan merah jambu luruh di kotamu ku ayun sendiri langkah-langkah sepi menikmati angin menabuh daun-daun mencari gambaranmu di waktu lalu sisi ruang batinku hampa rindukan pagi ...
spending saturday night. watching "the mummy". imhotep. anck-su-namun. boris karloff. american classic channel. 1936? hitam putih. garing...
mingkar mingkuring angkoro akarono karnan mardi siwi sinawung resmining kidung sinubo sinukarto aduh Gusti pekartining ngilmu ingkang tumrap ing alam donya agomo ageming aji sopo entuk wahyuning Allah gyo dumilah mangulah ngilmu bangkit bangkir mikat reh mangukut kukutaning jiwanggo yen mangkono keno sinebut wong sepuh liring sepuh sepi howo awas loro ning atunggil
a perfect way to start a monday ... *sigh* rasanya langkahku makin berat ... too many confusing things going on ... aku pulang aja kali ye ...
"Remember, no one can make you feel inferior without your consent." -- Eleanor Roosevelt.
kami adalah masa depan kami bunga yang kan bersemi menebar wangi memberi arti bagi pertiwi (matahari - denada)
He Will Make A Way God will make a way Where there seems to be no way He works in ways we cannot see He will make a way for me He will be my guide Hold me closely to his side With love and strength for each new day He will make a way He will make a way By a roadway in the wilderness He'll lead me, And rivers in the desert will I see. Heaven and earth will fade but His Word will still remain, He will do something new today. (Acapella Praise - Integrity Music )
NASIB DAN ASUMSI Suatu ketika seseorang bertanya kepada Nasrudin Hoja. "Apa artinya nasib, Mullah ?" "Asumsi-asumsi." "Maksudnya ?" "Begini. Engkau menganggap bahwa segalanya akan berjalan baik, tetapi kenyataannya tidak begitu. Nah itu yang disebut nasib buruk. Atau, engkau punya asumsi bahwa hal-hal tertentu akan menjadi buruk, tetapi nyatanya tidak terjadi. Itu nasib baik namanya. Engkau punya asumsi bahwa sesuatu akan terjadi atau tidak terjadi, kemudian engkau kehilangan intuisi atas apa yang akan terjadi, dan akhirnya berasumsi bahwa masa depan tidak dapat ditebak. Ketika engkau terperangkap di dalamnya, maka engkau namakan itu nasib." http://www.isnet.org/misc/nasrudin/nasib.html
Adalah seorang nabi. Allah mengutusnya untuk menyiarkan agama ke sebuah kota. Maka didirikannya tempat beribadah di situ. Pada awal-awal dia berkhotbah, banyaklah rakyat di kota itu yang tertarik dan berkumpul untuk mendengarkan dia. Namun makin lama makin bosanlah rakyat mendengar perkataannya. Maka makin sepilah tempat beribadah yang didirikannya. Sampai pada suatu saat, tidak ada seorang pun yang datang mendengarkannya. Namun apa yang terjadi? Sang nabi tetap saja berkhotbah. Dan tetap saja tidak ada yang datang dan mendengarkan. Adalah seseorang yang lewat di depan tempat beribadah tersebut. Maka heranlah dia, lalu bertanya, "Apa yang engkau lakukan? Untuk apa engkau berkhotbah? Tidakkah engkau lihat bahwa tidak ada orang yang mendengarkan engkau?" Maka jawab Sang Nabi, "Dulu aku berkhotbah untuk mempertobatkan mereka. Maka saat ini aku berkhotbah agar jangan sampai mereka mempertobatkan aku." Moral of the story: Di dunia yang sudah gila ini, keteguhan iman amat
"Coba lihat jalan layang yang sedang kita lalui! Kalau dulu pemimpinnya bukan pak Harto, nggak akan bisa kayak gini." kata seorang penumpang taksi kepada si sopir. "Betul pak! Kalau pemimpinnya bukan pak Harto, mungkin sekarang Jakarta udah *jauh* lebih maju lagi...." jawab si sopir taksi kalem. Moral of the story: Si sopir *memutuskan* untuk tidak mengungkung kerangka berpikirnya =) Instead of thinking *kegagalan*, he thinks *peluang*. Instead of thinking what others think, he thinks *beyond*. (inspired by G543)
tuk! wak! ga! pat!
Pernah gue lagi makan, gue liat ada semut di dalem gelas yang separo keisi. Dia jalan menyusuri tepian air, terus, dan terus, dan terus menyusuri tepian air. Semakin dia jalan, semakin banyak jejak 'semut lain' yang dia temukan. Dan tampaknya semakin yakin dia berjalan. Semakin yakin dia bahwa dia sudah di jalan yang benar. But thats not the way i see it. From my point of view, it's just doing a futile attempt. A useless one. Due to it's lack of knowledge and understanding. All of a sudden I see a reflection of myself in it. Me, and most of the people. Cuma sedikit orang yang berani keluar dari loop-nya. So whatz da diffrence btween me and most of the people compared to they who are couraguous enough to break the routinity? Courage! And then i saw my past. My deeds and dones. Tiba-tiba aku tersenyum. Tidak semuanya jelek juga sih =). Seseorang menjadi seseorang itu, merupakan akibat dari keputusan-keputusan yang dulu diambilnya =) And now, I think I should Thank God for
Lord, make me an instrument of your peace. Where there is hatred, let me sow love; where there is injury, pardon; where there is doubt, faith; where there is despair, hope; where there is darkness, light; and where there is sadness, joy. (St. Francis of Assisi)
impian tak slalu dapat kurangkai gemilang bagai elok pulau dewata bagai diterpa angin surgawi nikmatnya impian tak slalu dapat kujalin cemerlang bagai jalan di atas mega bagai jalan di indraloka (Lagunya Ayu Laksmi)