Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2010

An Open Letter to Marzuki Alie

Source: Jakarta Post http://imo.thejakartapost.com/nrg07/2010/10/29/an-open-letter-to-marzuki-alie/ An Open Letter to Marzuki Alie Dear Sir, It is my job as a troubled, disappointed Indonesian citizen to voice out what I think of the Legislative Assembly as a political institution that is supposedly to be on the side of "the people", in light of recent developments. Your remark as to tsunami victims were at risk because they lived on the shores was insensitive and morally corrupt. To be politically incorrect, even though they leave from the shores, they'll suffer volcano ashes if they move to the mountains, get drowned in mud if they stay in the Kampung, or flooded if they move to the city. Unlike you, many other Indonesians don't have big houses, fancy cars, and all the facilities that a House speaker is entitled to. Unlike you, many Indonesians are struggling just to get their food on the table. Where is your sense of priority when your memb

Why Singapore courtesy trumps Indonesia's 'santun'

by Mario Rustan THE JAKARTA POST Some years ago, an old British headmaster, frustrated at the behaviour of local students, said to me that "Indonesian does not have a word for 'courtesy'." I would translate courtesy as "santun", a borrowed Javanese word implying its culture's most admirable behaviour - speaking and acting politely. Courtesy, however, covers other aspects not covered by the concept of "santun" - respect and consideration. Indonesians love to think of themselves as a nation of polite and friendly people. We have helpful people who offer service with a smile. We speak politely and address all strangers as "sir", "madam", and "big brother/sister". Schoolchildren are told that tourists love Indonesia because of its friendliness and politeness. Early this month, I travelled to Singapore, an unsmiling nation. Singaporeans grunt, yell and speak fast in incomprehensible English. If you

[Merapi Eruption] The scorched forest and villages

http://www.detiknews.com/read/2010/10/27/145403/1476676/10/hutan-tempat-mbah-maridjan-melakukan-ritual-hangus Rabu, 27/10/2010 14:54 WIB Gunung Merapi Meletus Hutan Tempat Mbah Maridjan Melakukan Ritual Hangus    Bagus Kurniawan - detikNews (Foto: Bagus Kurniawan/detikcom) Jakarta - Sangat panasnya material Merapi terlihat di hutan Pethit Opak yang berada di lereng Merapi, sekitar 3 KM dari puncak. Hutan yang biasa digunakan Mbah Maridjan melakukan ritual labuhan itu benar-benar hangus. Lereng yang sebelumnya menghijau itu kini menjadi sangat gersang, tak ada pohon yang hidup. Pethit Opak yang merupakan hulu sungai Opak ini dinilai sebagai kawasan yang paling mengerikan. Kondisi Pethit Opak ini terlihat jelas dari Dusun Kinahrejo. Tempat yang berjarak sekitar 2 KM dari dusun Kinahrejo, Kecamatan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman itu seperti padang tandus.   Pemantauan detikcom ,

Holy Cow!

Rabu, 27/10/2010 12:07 WIB Gunung Merapi Meletus Masjid Mbah Maridjan dan 2 Sapi yang Perkasa Bagus Kurniawan - detikNews (Foto: AFP) Sleman - Kawasan Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, luluh lantak diguyur awan panas Gunung Merapi. Dusun Mbah Maridjan ini seperti kota mati. Namun, masjid Kinahrejo masih tetap tegak berdiri. Juga ada dua sapi yang perkasa dan berdiri tegak. Pemantauan detikcom , Rabu (27/10/2010), kawasan Pakem yang sebelumnya asri dengan warna hijau, karena banyak pepohonan, kini menjadi kering kerontang. Hanya warna coklat dan hitam yang mendominasi. Debu vulkanik menutupi semua yang ada di kawasan Kinahrejo, termasuk rumah-rumah yang porak-poranda dan pepohonan yang bertumbangan. Di tengah porak-porandanya bangunan-bangunan di Kinahrejo, masjid Kinahrejo, tampak masih utuh dan kokoh berdiri. Di masjid inilah, Mbah Maridjan dan warga dusun biasanya mendekatkan

Lereng Merapi Dilanda Wedhus Gembel

Rabu, 27/10/2010 11:06 WIB Rumah Hangus, Sapi Terpanggang, Dusun di Lereng Merapi Bak Kampung Mati  Bagus Kurniawan - detikNews Foto: AFP Jakarta - Sunyi sepi. Kampung mati. Itu situasi di tiga dusun di lereng Merapi, Kinahrejo, Pelemsari, dan Ngrangkah, Sleman, Yogyakarta, pada Rabu (27/10/2010) pada pukul 10.45 WIB. Sapi-sapi pun terpanggang. Tiga dusun itu tersapu awan panas Merapi, Selasa, 26 Oktober sore. Rumah-rumah penduduk di tiga dusun itu rusak berat. Bangunan yang terbuat dari kayu, ludes terbakar. Jadi arang. Pemandangan begitu mengenaskan. Ternak-ternak, di antaranya sapi-sapi mati terpanggang. Sebagian sapi sapi itu dalam keadaan sekarat. Sekujur tubuh sapi sapi itu sudah melepuh. Semua penduduknya masih berada di pengungsian. Hanya tampak sejumlah anggota tim SAR yang melakukan pencarian korban letusan Gunung Merapi di reruntuhan rumah. Salah satu rumah yang dicek oleh tim SAR adalah rumah milik Pri

In Memorian Mbah Maridjan

Rabu, 27/10/2010 04:13 WIB Relawan PMI Tewas Saat Menjemput Mbah Maridjan   Meylan Fredi Ismawan - detikNews Foto: Reuters Jakarta - Seorang Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) tewas bersama 15 orang lainnya di sekitar rumah juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan. Relawan TNI ini tewas terhembus awan panas alias wedhus gembel dalam misi menjemput Mbah Maridjan. "Ada Relawan TNI dari Bantul, Tutur Priyono, tewas di atas dan dibawa ke RS Sarjito," ujar Sekretaris PMI Kecamatan Pakem, Wahyu Dwi Hantoro," kepada wartawan di posko pengungsian Hargobinangun, Sleman, Yogyakarta, Rabu (27/10/2010). Wahyu menuturkan, Tutur tewas dalam misi menjemput Mbah Maridjan. Tutur terpanggang awan panas alias wedhus gembel yang dikeluarkan Gunung Merapi sore tadi. Rencananya, Tutur akan mengamankan Mbah Maridjan dari wedhus gembel tersebut. "Tewas di atas bersama tim," terang Wahyu. Sa

The Economist: SBY's reluctant moves

SBY's feet of clay Supposed to come into his own in his second term, Indonesia's president is looking even less like his own man Oct 21st 2010 BEFORE last year's elections in Indonesia, supporters of the incumbent president, Susilo Bambang Yudhoyono, predicted that victory would lead to a markedly different second term for their champion. A mild-mannered ditherer, he would emerge triumphant and transformed, as a bold and decisive reformer: Super-SBY! Sure enough, his Democrat Party became the largest in parliament and Mr Yudhoyono was re-elected in a landslide. But, as Indonesia marked the first anniversary of his second inauguration on October 20th, SBY2 was looking very much like SBY1. Indeed, in some ways it looks worse. Even some of Mr Yudhoyono's fans admit to being disappointed. That might seem harsh. Under his presidency, Indonesia has become a success story. In November Barack Obama will return to Indonesia, his childhood home and the countr

Amankan Akun Facebook Anda!

Kamis, 21/10/2010 15:56 WIB Amankan Facebook dengan Tidak Obral Info Diri   Nurvita Indarini - detikNews Baca Juga : Modus Pembajak Facebook Jimly: Minta Dana Beasiswa Sampai Jual Laptop Akun Facebook Tantowi Yahya Dikloning Hingga 10 Buah Pembajakan Akun Facebook Publik Figur Biasanya Bukan Bermotif Kriminal Pembajak Facebook Incar Akun yang Punya Banyak Relasi Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie kesal karena alamat akun Facebook-nya dibajak. Agar situs jejaring sosial kita aman dari gangguan orang-orang iseng, sebaiknya di tidak mengobral info diri di halaman profil. "Jangan terlalu terbuka dengan memberikan data kita secara luas," ujar pakar telematika dari Universitas Indonesia, Wahyu Catur Wibowo, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (21/10/2010). Para pembajak akun Facebook, kata Wahyu, biasanya mencari

SMS 1166 Telkomsel

SMS 1166, Pengaduan untuk Tindak Penipuan Kamis, 21 Oktober 2010 TELKOMSEL membuka layanan SMS 1166 sebagai sarana pengaduan dan meminimalisasi praktik penipuan. Laporan penipuan yang terkirim ke nomor 1166 melalui ponsel akan ditindaklanjuti oleh Telkomsel. Layanan 116 adalah nomor singkat yang disiapkan Telkomsel untuk menampung pengaduan SMS penipuan dan tindak penipuan melalui SMS yang telah terjadi. Layanan ini hanya diperuntukkan bagi pelanggan Telkomsel dan tidak berbayar. Format yang harus diisi dalam SMS pengaduan tersebut adalah Penipuan#nomor pelaku penipuan#isi SMS penipua

Bakso Khalifatullah

---------- Forwarded message ---------- Bakso Khalifatullah oleh : Emha Ainun Nadjib Setiap kali menerima uang dari orang yang membeli bakso darinya, Pak Patul mendistribusikan uang itu ke tiga tempat: sebagian ke laci gerobagnya, sebagian ke dompetnya, sisanya ke kaleng bekas tempat roti. "Selalu begitu, Pak?", saya bertanya, sesudah beramai-ramai menikmati bakso beliau bersama anak-anak yang bermain di halaman rumahku sejak siang. "Maksud Bapak?", ia ganti bertanya. "Uangnya selalu disimpan di tiga tempat itu?" Ia tertawa. "Ia Pak. Sudah 17 tahun begini. Biar hanya sedikit duit saya, tapi kan bukan semua hak saya" "Maksud Pak Patul?", ganti saya yang bertanya. "Dari pendapatan yang saya peroleh dari kerja saya terdapat uang yang merupakan milik keluarga saya, milik orang lain dan milik Tuhan". Aduh gawat juga Pak Patul ini. "Maksudnya?", saya mengejar lagi. "Uang yang masuk dompet i

NYTimes: Sony A55 - Exciting Step Forward

Sony Makes Giant Leap With A55 Report David Pogue | October 11, 2010 The A55 has a moveable viewfinder for video that is a marked improvement over the standard viewfinder on most SLRs. (Photos courtesy of www.sonystyle.com ) When it made up the term "SLR,'' the technology terminology industry was not operating at its peak creative powers. An SLR is one of those big, black, professional-style cameras. They do things that make pocket cameras look like pretenders: They can blur the background, take lower-light shots without a flash and shoot with no shutter lag (the delay after you press the shutter button). And thanks to enormous light sensors and lenses, the photos just look fantastic. But ouch — that name. Even if you know what SLR stands for ("single-lens reflex''), you have no idea what it means. "

[Foto-foto] Google Bloggers Event

Tahun Jepang 2605 = Tahun Masehi 1945

Rabu, 06/10/2010 11:27 WIB BI: Teks Proklamasi di Pecahan Rp 100 Ribu Sesuai yang Asli  Nurvita Indarini - detikNews Jakarta - Isu sejarah tentang tahun pembuatan teks Proklamasi Kemerdekaan RI, yang tertulis 05 bukan 45, kembali menyeruak. Beberapa kalangan bahkan menduga Bank Indonesia (BI) salah saat mencetak uang pecahan Rp 100 ribu yang menampilkan gambar teks proklamasi. Kebingungan masyarakat ini merebak di BlackBerry Messenger (BBM) akhir-akhir ini. "Coba cek di uang pecahan Rp 100 ribu. Di teks proklamasinya tercetak tahun 05, bukan tahun 45, betapa cerobohnya orang Indonesia. Tercermin dalam pecahan uang 100 ribu, pecahan terbesar ini salah cetak dan mau ditarik dari peredaran, guys coba cek teks proklamasinya tahun yang tertera 05." Begitulah isi pesan yang beredar. Terkait teks dalam uang tersebut, BI mengaku sering kali mendapat pertanyaan serupa. Kemungkinan, ada beberapa masyarakat yang sud