Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2004
Pilpres dan fenomena kebangkrutan agama Oleh Agus Purwanto Pekerja di Lab Fisika Teori dan Filsafat Alam (LaFTiFA) ITS; mantan Vice-President of Saijou-Hiroshima Association Dalam rentang waktu satu tahun ini kita disodori tiga peristiwa serupa meski tak sama yaitu Inul, AFI, dan pilpres. Ketiganya merupakan jalan menuju puncak yang menyita perhatian publik, fenomenal dan rakyat menjadi penentu akhirnya. Ketiganya juga menyimpan ironi, yakni melibatkan asing dan mengisyaratkan ketakberdayaan agama. Inul adalah pribadi yang melejit dengan gerak revolusi pinggulnya yang berkecepatan tinggi. Ketika karir ini masih bersifat lokal, yakni dari kampung ke kampung, tidak terdengar tanggapan atasnya. Tetapi begitu naik ke level nasional mulai muncul kritik dan kontroversi. Kritik keras bahkan larangan atas Inul dan Inulisasi direpresentasikan oleh raja dangdut, Rhoma Irama. Sebenarnya kritik Rhoma ada pada jalur yang benar tetapi wajah sendu, polos, dan kadang tetes air mata Inul
Anak Sekolah Ciptakan Detektor Ponsel Reporter: Wicaksono Hidayat detikcom - Jakarta, Sekelompok anak sekolah asal Selandia Baru telah menciptakan alat detektor ponsel berharga murah. Berawal di sekolah, proyek itu bisa jadi bisnis sungguhan. Usia mereka terbilang muda, baru 17 tahunan, tapi ide bisnis mereka cukup brilian. Mereka adalah Adam Manley, James Cole, Logan Elliot, Blair Renwick, Matthew Francis dan Thomas Cole, bersama-sama mereka menjual alat praktis untuk mendeteksi adanya penggunaan ponsel. Keenam anak sekolah itu tergabung dalam 'perusahaan' bernama StopCom. Perusahaan yang didirikan khusus untuk kompetisi Young Enterprise di St Thomas of Canterbury College, Christchurch, Selandia Baru. Dalam kompetisi tersebut mereka menciptakan alat yang dinamai 'CellTrac-r'. Alat tersebut mampu mendeteksi adanya aktivitas ponsel dalam radius 30 meter. Alat itu juga mampu memperkirakan seberapa jauh lokasi ponsel yang terdeteksi. CellTrac-r dilengkapi