Skip to main content

Nomor Telepon Marshanda

Selingan. Buat bacaan ringan :D
-ivo

---------- Forwarded message ----------
Date: Jul 24, 2005 7:57 PM
Subject: Tanya Contact Person Marshanda & Delon

Sejak gue makin keranjingan internet, gue memutuskan untuk masang line telepon sendiri di kamar.  Tadinya gue happy banget punya line sendiri, sampe akhirnya gue mulai diganggu telepon-telepon misterius.

[kriiing]
"Halo..."
"Halo... Caca ada?"
"Oh salah sambung."
[klik]

[kriiing]
"Halo..."
"Halo... Caca ada?"
Nah, gue mulai heran nih. Yang nelepon beda, sama2 nyari Caca.
"Salah sambung" (nada tegas)
[klik]

[kriiing]
"Halo..."
"Halo, dengan 314-xxxx?"
"Iya betul."
"Cacanya ada?"

Wah ini udah masuk kategori ajaib. Telepon baru dipasang sebulan, kok udah ada yang salah nomer sampe lengkap gitu? Gue jadi was-was; jangan2 telepon gue dikloning. Maka bulan berikutnya gue minta perincian tagihan telepon gue. Ternyata selah gue periksa dengan teliti.......... normal aja tuh. Semua percakapan yang tertulis di situ beneran percakapan gue. Aneh.

Sementara itu telepon2 aneh yang nyari Caca terus berlanjut. Sehari bisa ada 8-10 orang yang nyari Caca sialan itu, dan khusus di akhir pekan atau hari libur nasional lainnya bisa naik sampe 20 panggilan sehari, dengan penelepon yang beda-beda. Persamaannya cuma satu: dari suaranya kayaknya rata2 anak kecil atau ABG. Si Caca ini anak gaul kronis kali, kerjaannya ngelayap mulu, makanya temennya segini banyak, pikir gue.

Segitu lama nerimain telepon salah sambung mulu, lama2 gue bete juga kan. Mana kalo nelepon suka nggak kenal waktu. Untungnya telepon gue ada CLI-nya, jadi kalo ada telepon masuk gue bisa memperkirakan ini salah sambung atau enggak. Kalo nomernya udah jelas2 aneh, nggak gue angkat sekalian. Tapi kalo lagi iseng nggak ada kerjaan, suka gue jadiin hiburan juga. Misalnya;

[kriiing-jam 11 malem]
"Halo..."
"Halo... Caca ada?"
"ooo... Cacanya lagi mandi..."
"Mandi Oom? Malem2 gini?" (sialan gue dipanggil oom, disangka bapaknya kali)
"Iya. Keramas. Tau sendiri dong abis ngapain, hmmm?
[klik]

[kriiing]
"Halo..."
"Halo... Caca ada?"
(dg nada panik)"Oooh.... kamu belum tau ya??"
"Kenapa? Kenapa?" (ikutan panik)
"Caca kecelakaan!!"
"HAH?! Dirawat di mana oom?"
"Di RS anu, di UGD!"
"Oh iya oom, saya segera ke sana."
[klik]

Makin lama gue jadi semakin tertantang kreativitasnya cari cara2 baru ngejawab telepon2 gila itu.

[kriiing-jam setengah 1 malem]
"HUAHAHAHA-HUAHAHAHA-HA-HA-HA!!"(ketawa ala buto ijo)
"...!!"(kaget campur ngeri)
[klik]

[kriiing]
"HALO!"
"ha-halo...?"
"YA HALO!! DI SINI POLSEK MENTENG!!"
"Oh, ma-maaf pak..."
"ADA PERLU APA INI, JANGAN MAIN-MAIN YA! SAYA TAHU NOMER TELEPON KAMU XXXXXXX!!"
"...!!!"(sama dengan kasus sebelumnya)
[klik]

[kriiing]
"Halo..."
"Halo... Caca ada?"
"Ya ini Caca."
"...Caca? (trus kedengeran si penelepon bisik2 sama orang di sebelahnya 'kok suaranya laki sih?')"
[klik]

Keponakan2 gue juga pada kesenengan kalo gue suruh angkatin telepon buat Caca. Tapi akhirnya terpaksa gue hentikan karena mereka jadi kayak dapet legitimasi mempraktekkan kata2 terlarang
"Caca nggak ada, dasar bego, kampret, monyet...!!!"

Ada juga yang sok imut, kalo diangkat diem. Thanks to CLI, gantian gue kerjain; gue teleponin dia di jam2 aneh (11 malem, 2 pagi, 5 subuh). Habis itu kapok nggak pernah iseng lagi. Dimarahin ibunya kali. Kadang kalo gue lagi males berkreativitas, telepon gue angkat tapi gue geletakin aja sementara gue asik main PS. Ada yang betah lho nungguin sampe lama padahal yang dia denger cuma suara berisiknya PS gue. Kadang2 gue angkat terus gue tutup lagi sampe pernah kejadian begini,

[kriiing]
"Halo..."
"Halo... Caca ada?" (dengan suara cengengesan)
[prok] (nutup sambil napsu)

[kriiing]
"Halo!"
"Gung, ini gue gung, gue...!! Iih galak amat sih langsung ditutup...!" Ternyata temen gue, tadinya berniat sok lucu ngaku2 nyari Caca.

Setelah beberapa bulan diliputi misteri, pada suatu hari gue dapet petunjuk berarti tentang siapa sebenarnya Caca ini.
[kriiing]
"Halo..."
"Halo... MARSHANDA ada?" Marshanda? Yang bintang sinetron itu?
"Hm. Minta nomer berapa ya?"
"314-xxxx"
"Oooo... jadi ini nomer teleponnya Marshanda toh. Yang bintang sinetron itu?"
"Iya, oom."
"Dapet dari mana sih kamu?"
"Majalah, oom."
"Ooo.. gitu toh..."
"Jadi.... Marshanda-nya ada oom?"
"Ya enggak, lah! Salah sambung, monyong!"
[klik]

[kriiing-nomer yang tadi]
"APA KAMU, NGGA TERIMA DIKATAIN MONYONG??"
"...!!" (lagi2 surprise atas keajaiban teknologi bernama CLI).
[klik]

Sialan bener TELKOM, ternyata gue dikasih nomer bekas. Bekasnya bekas artis, lagi! Apes banget. Dugaan gue, si Marshanda ini mungkin udah ngga sanggup nerima telepon masuk melulu, makanya dia ganti nomer. Dasar sialnya gue aja kok ya ndilalah gue yang dapet nomer wasiat itu.

Sejak tau bahwa Caca = Marshanda, maka gue mencoba berbaik hati pada para anak kecil dan ABG salah sambung itu untuk menyampaikan kenyataan pahit bahwa bintang pujaan mereka males nerima telepon dari fansnya. Tapi kemudian malah timbul pertanyaan baru yang makin bikin ribet.

[kriiing]
"Halo..."
"Halo... Marshanda / Caca ada?"
"Oh, salah sambung dik, dulu memang benar ini nomernya Caca, tapi sekarang udah bukan, ok?"
"Ooooh... gitu..... trus, NOMER TELEPON MARSHANDA YANG SEKARANG BERAPA DONG OOM?"
Ya-elah, manalah gue tau...! Ggrrrrr... anak2 ini, kebanyakan makan MSG kali sampe bisa kompakan lemotnya gini.

Maka niat baik memberikan informasi gue batalkan dan gue kembali ke teknik awal penerimaan telepon dengan menyamar sebagai buto ijo, pak polisi, atau mengarang cerita2 tendensius tentang Caca alias Marshanda. Sekarang setelah gue tau Caca adalah Marshanda si artis, sekalian aja gue bikin gosip ala infotainment.

[kriiing]
"Halo..."
"Halo... Marshanda / Caca ada?"
"Oh, Cacanya lagi pergi, sama -BLANK-" (Isi sendiri dengan nama artis cowo yang gue tau, kadang Ari Wibowo, kadang Primus, kadang Syahrul, kadang Deddi Cobuzier)
"Emangnya.... mereka jadian ya oom?"
"Iya! Tapi ssst... jangan bilang2 ya!"
"Iya, iya oom!" (dengan nada ceria siap menyebar gosip).
[klik]

Pada suatu hari, akhirnya gue menemukan jalan untuk sedikit meringankan penderitaan gue dan mengembalikannya pada yang lebih berkepentingan. Awalnya gue mau pesen taksi BlueBird. Tau sendiri kan, kalo pesen BlueBird nggak perlu nyebutin alamat, cukup nomor telepon aja, nanti mereka udah punya database alamat orang sejakarta lengkap. Tapi waktu gue sebutin nomer telepon gue...
"...alamatnya di Jalan Lembang no. 6 ya Pak?"
"Jalan Lembang? Bukan!"
"tapi di database kami di jalan Lembang, pak"
Langsung gue ngeh: berarti, inilah alamatnya si Marshanda! Mungkin database BlueBird belum sempet diupdate sewaktu terjadi perubahan nomer telepon. Dan, kalo udah tau alamat lengkapnya, maka...
"Telkom 108 selamat siang, bisa dibantu?"
"Mbak, bisa tolong minta nomer telepon untuk alamat Jl. Lembang No. 6, Menteng 10310?"

Hahaha, gotcha! Gue dapet nomer teleponnya Marshanda yang asli. Maka dengan ceria gue tempel tuh nomer di pesawat telepon gue dan tiap kali ada yang salah sambung...

[kriiing]
"Halo..."
"Halo... Marshanda / Caca ada?"
"Oh salah sambung, nomernya udah ganti, nomer Marshanda yang baru, catet nih, 3154119. Tolong kasih tau ke semua temen kamu, ya!"

Sejak itu telepon2 misterius berkurang drastis.
----------

sumber: milis.

Popular posts from this blog

Contoh Checklist saat beli mobil bekas

Diambil dari Majalah AutoBild Edisi 54 100 Checklist Mobil Bekas Berkualitas Kriteria Penilaian : (A) Problem minor. Biasanya karena habis dipakai dan normal terjadi di mobil yang sudah berumur. Tapi hal ini bisa dijadikan bahan negosiasi harga. Dan jika mobilnya masih relatif baru, problem ini juga bisa berarti biaya mahal. (B) Cacat yang bisa menjadi serius, jika membutuhkan investigasi lebih lanjut. (C) Kemungkinan adalah problem serius yang mahal dan sulit diperbaiki hingga normal. (D) JANGAN beli mobil ini!!!!!!!!!! Kesan Pertama 1. Dimana anda mobil tersebut? Jika diperlukan, dapatkah Anda menemukan penjualnya kembali? (D) 2. Apakah alamat penjualnya jelas? (D) 3. Bicara langsung ke penjual; apakah pertanyaan Anda dijawab dengan sigap? (D) 4. Lihat dan perhatikan sisi kendaraan, apakah terlihat lurus dan simetris? (D) 5. Periksa setiap sisi untuk mengenali kerusakan berat. (C) 6. Periksa celah antar panel, seharusnya rata dan konsisten. Jika tidak, ada kemungkinan

Daftar Alamat Bank Jabar Banten (BJB) Jakarta

Alamat dan telpon Kantor Cabang , Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor Kas Bank Jabar dan Banten yang berlokasi di Jakarta meliputi wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur , Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan Kantor Cabang - Bank Jabar Banten - Jakarta Nama KC Alamat Telpon Fax JAKARTA Bank DEVISA Jl.Jend.Sudirman Kav.2 Gedung Arthaloka Lt.Dasar & Lt.4 Jakarta Pusat 021-2511448, 2511449 021-2511450, 2514415 HASYIM ASHARI Jl. KH. Hasyim Ashari No. 32-34, Jakarta Pusat 021-6330676 021-6324430 MANGGA DUA Gedung Masterina Jl. Mangga Dua Raya Blok F1 No. 1-3 Jakarta Pusat 021-62204094, 62204095, 62204096 021-62204093 KEBAYORAN BARU Graha Iskandarsyah Lt. 2 JL. Iskandarsyah Raya no. 66 C Kebayoran Baru 12160 - Jakarta Selatan 021-7229777, 7207334 021-7206990, 7209941 RAWAMANGUN Jl. Pemuda No. 97 Kec. Pulogadung - Jakarta Timur 021-47861771, 47868072, 47868073 021-47863209 Kantor Cabang Pembantu - Bank Jabar Banten - Jakarta NAMA KCP ALAMAT TELPON