Skip to main content

Harusnya Jakarta bisa seperti Quangzhou

Selasa, 25/01/2011 09:24 WIB
Catatan Agus Pambagio
Andaikan Wan Qingliang Menangani Kota Jakarta 
Agus Pambagio - detikNews


Jakarta - Wan Qingliang adalah Mayor atau Walikota Quangzhou, China, saat ini. Ia  berhasil membuat sistem angkutan umum modern, Bus Rapid Transit (BRT) bekerja sangat baik bersama-sama dengan Mass Rapid Transit (MRT) dalam mengurangi kemacetan dan membantu pergerakan manusia di kota Guangzhou.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 11 juta jiwa, seharusnya Guangzhou tidak berbeda jauh dengan Jakarta. Namun ternyata fasilitas transportasi publik kota  Jakarta masih tertinggal jauh. Dengan luas wilayah sekitar 7.435 km2 (dibandingkan dengan wilayah DKI Jakarta daratan yang 661,52 km2), seharusnya Guangzhou masih lega.

Namun saat penulis di Guangzhou minggu lalu, sesak juga. Kepadatan dan bau manusia ada di mana-mana. Kondisi sedikit lebih segar dari Jakarta karena Guangzhou lebih sejuk dan sebagian besar kendaraan menggunakan LPG atau CNG yang dibeli murah dengan kontrak jangka panjang (30 tahun) dari Indonesia sebagai bahan bakar utamanya. Memang apa istimewanya Engkoh Wan dibandingkan dengan pemimpin wilayah di Indonesia, khususnya Jakarta?

Bedanya Engkoh Wan dan pendahulunya berani bertindak dan memutuskan demi kenyamanan warga sebuah kota padat penduduk seperti Guangzhou melalu beberapa kebijakan transportasi yang progresif dan berpihak pada publik. Engkoh Wan dan pendahulunya berani melarang sepeda motor masuk kota Guangzhou dan membatasi penggunaan kendaraan pribadi setelah  memutuskan pembangunan BRT yang terintegrasi sejak 2005.

Pemerintah kota Guangzhou juga berani memutuskan pembangunan ruang terbuka hijau di tengah pemukiman kumuh menjadi sebuah taman kota yang indah dan nyaman untuk warganya. Mereka tidak  terlampau banyak  rapat, berpolemik, dan curhat terus menerus tanpa hasil. Just do it.

Andaikan Engkoh Wan jadi Gubernur DKI Jakarta, saya berandai-andai angkutan umum, seperti BRT (Trans Jakarta), MRT, waterways, kereta api komuter, monorel, RTH (ruang terbuka hijau) akan tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan penduduk  kota itu sendiri. Bukan berpolemik terus tak kunjung selesai, tahu-tahu sudah mau pilkada lagi.

Apa yang Dilakukan Penguasa Guangzhou dengan Kotanya?

Pertama, mengembangkan transportasi umum. Subway yang sudah ada terus diperluas jangkauannya, melarang kendaraan roda dua masuk ke wilayah kota Guangzhou (2007), membangun pedestrian sejalan dengan pembangunan 1 koridor fasilitas BRT (2009). Berbagai kebijakan seperti melarang motor masuk kota, pembatasan penggunaan mobil pribadi, menaikkan tarif parkir dan sebagainya baru dilaksanakan oleh Walikota setelah layanan angkutan publik memadai, bukan sebaliknya.

Sejak diluncurkan pada 20 Februari 2010, BRT Guangzhou telah mengangkut sekitar 1 juta orang per hari dengan jumlah bus sebanyak 980 bus normal maupun gandeng. Bandingkan dengan BRT di Jakarta yang diresmikan pada 15 Januari 2004. Meskipun sudah ada 10 koridor dengan jumlah bus  sebanyak 524 dan hanya mampu mengangkut 350.000 orang per hari.

Dari segi tarif, BRT di Guangzhou hanya RMB 2 atau kurang lebih Rp 2.800 per penumpang sedangkan Trans Jakarta Rp 3.500 per penumpang. Sistem BRT Guanzhou berbeda dengan sistem BRT Jakarta yang mencontoh BRT Bogota. BRT Guangzhou tidak menggunakan feeder atau pengumpan tetapi bis regular menggunakan lajur yang sama dengan BRT di beberapa lokasi.

Selagi di koridor BRT, penumpang tidak bayar lagi jika berpindah menggunakan bis regular. Begitu keluar koridor baru bayar RMB 2 per penumpang. Untuk mengurangi kepadatan lalu lintas, di beberapa halte BRT disedikan juga sepeda yang bisa disewa oleh publik secara jam-jaman. Setiap jam jalur BRT dilayani oleh sekitar 350 bis. Di beberapa jalur BRT dan bis umum bercampur dengan jalur kendaraan pribadi, namun tidak ada kendaraan pribadi yang menyerobot jalur BRT meski tanpa separator.

Kuncinya adalah jarak antara BRT (headway) harus sangat dekat, berjarak kurang dari 1 menit. Tidak seperti di Jakarta yang terpaut jauh atau mengumpul. Di koridor BRT tidak ada putaran macam di Bunderan HI. Semua bundaran dibongkar. Dengan halte bus yang terbuka dan panjang serta petunjuk dan akses yang jelas, publik dimudahkan untuk melakukan pergerakan. Tidak seperti di kota kita tercinta, Jakarta.

Apa kuncinya dan apa yang harus dilakukan Pemerintah Daerah DKI Jakarta?


Kuncinya kepemimpinan yang kuat. Ahli transportasi banyak di Jakarta. Sehingga yang diperlukan adalah ketegasan. Kedua, Pemerintah kota Guangzhou mengubah daerah kumuh tempat pembuangan limbah  cair rumah tangga menjadi sebuah taman dan wisata air yang bersih serta sehat bagi warganya, seperti di daerah Donghao Chong lengkap dengan bangunan museum yang menceriterakan asal usul daerah tersebut.

Apakah Jakarta bisa seperti itu? Tentu bisa kalau mau. Langkah Pemimpin Harus Jelas dalam melakukan pembenahan transportasi publik di Jakarta, meskipun tengah dibantu oleh International Transport and Development Policy dengan menggunakan dana dari Global Environment Fund (GEF) sejak tahun 2006, program tidak berjalan dengan baik sehingga diputuskan oleh ITDP untuk tidak diperpanjang bantuannya setelah Desember 2011 ini.

Patut diduga kegagalan ini terkait dengan tidak jelasnya kebijakan Pemda DKI Jakarta di sektor transportasi umum. Begitu pula dukungan Pemerintah Indonesia terhadap sektor transportasi umum di Jakarta, meskipun sudah masuk ke 17 langkah yang ditetapkan oleh Wapres. Terbukti pada saat rapat di kantor Wapres minggu lalu, Menteri Keuangan masih juga menanyakan apa memang MRT perlu untuk Jakarta. Ampuuuuuun kenapa ya bangsa ini. No keputusan, meeting only.

Persoalan elektronik tiket, online sstem ticketing dan sterilisasi jalur Trans Jakarta, pengadaan bus, supply gas, pembenahan koridor, manajemen armada bus, pembentukan perseroan terbatas pengelola Trans Jakarta, penunjukan Direktur Utama Perseroan yang mampu dan lain-lain masih merupakan pekerjaan rumah Pemerintah Daerah DKI Jakarta yang harus segera dibenahi jika  Jakarta mau menjadi kota yang nyaman bagi warganya.

Berbagai  peraturan untuk menunjang transportasi umum sudah  cukup lengkap, sekali lagi yang tidak ada hanya niat dan ketegasan pimpinan Pemerintahan Daerah DKI Jakarta.  No leadership ! Hampir tidak ada keputusan yang tegas dan dilaksanakan oleh unit operasi demi kenyamanan publik. Semua ad hoc demi menyenangkan komandan dan tidak terintegrasi serta patut diduga  koruptif. 

Zaman Orde Baru korupsi oleh kroni kekuasaan terjadi tetapi fasilitas publik yang dibangun ada dan bisa dinikmati oleh publik. Zaman reformasi korupsi merata  tetapi ujud fasilitas publiknya tidak muncul. Saran saya, kita kontrak saja Gubernur asing, seperti Wan Qingliang layaknya zaman Belanda dulu. Gajinya pasti sama besar dengan biaya Pilkada yang puluhan miliar. Namun kepentingan publik Jakarta terpenuhi. Mau?

AGUS PAMBAGIO
(Pemerhati Kebijakan Publik dan Perlindungan Konsumen).

(nrl/nrl)

http://de.tk/RkXXG

Popular posts from this blog

Contoh Checklist saat beli mobil bekas

Diambil dari Majalah AutoBild Edisi 54 100 Checklist Mobil Bekas Berkualitas Kriteria Penilaian : (A) Problem minor. Biasanya karena habis dipakai dan normal terjadi di mobil yang sudah berumur. Tapi hal ini bisa dijadikan bahan negosiasi harga. Dan jika mobilnya masih relatif baru, problem ini juga bisa berarti biaya mahal. (B) Cacat yang bisa menjadi serius, jika membutuhkan investigasi lebih lanjut. (C) Kemungkinan adalah problem serius yang mahal dan sulit diperbaiki hingga normal. (D) JANGAN beli mobil ini!!!!!!!!!! Kesan Pertama 1. Dimana anda mobil tersebut? Jika diperlukan, dapatkah Anda menemukan penjualnya kembali? (D) 2. Apakah alamat penjualnya jelas? (D) 3. Bicara langsung ke penjual; apakah pertanyaan Anda dijawab dengan sigap? (D) 4. Lihat dan perhatikan sisi kendaraan, apakah terlihat lurus dan simetris? (D) 5. Periksa setiap sisi untuk mengenali kerusakan berat. (C) 6. Periksa celah antar panel, seharusnya rata dan konsisten. Jika tidak, ada kemungkinan

Daftar Alamat Bank Jabar Banten (BJB) Jakarta

Alamat dan telpon Kantor Cabang , Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor Kas Bank Jabar dan Banten yang berlokasi di Jakarta meliputi wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur , Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan Kantor Cabang - Bank Jabar Banten - Jakarta Nama KC Alamat Telpon Fax JAKARTA Bank DEVISA Jl.Jend.Sudirman Kav.2 Gedung Arthaloka Lt.Dasar & Lt.4 Jakarta Pusat 021-2511448, 2511449 021-2511450, 2514415 HASYIM ASHARI Jl. KH. Hasyim Ashari No. 32-34, Jakarta Pusat 021-6330676 021-6324430 MANGGA DUA Gedung Masterina Jl. Mangga Dua Raya Blok F1 No. 1-3 Jakarta Pusat 021-62204094, 62204095, 62204096 021-62204093 KEBAYORAN BARU Graha Iskandarsyah Lt. 2 JL. Iskandarsyah Raya no. 66 C Kebayoran Baru 12160 - Jakarta Selatan 021-7229777, 7207334 021-7206990, 7209941 RAWAMANGUN Jl. Pemuda No. 97 Kec. Pulogadung - Jakarta Timur 021-47861771, 47868072, 47868073 021-47863209 Kantor Cabang Pembantu - Bank Jabar Banten - Jakarta NAMA KCP ALAMAT TELPON

Cara ganti baterai keyBCA

http://groups.yahoo.com/group/stmpnb/message/2271 Nasabah BCA yang terhormat, Terima kasih atas kepercayaan Anda menggunakan layanan KlikBCA Individu  untuk melakukan berbagai transaksi perbankan Anda. Berdasarkan data yang ada pada kami, saat ini Anda telah menggunakan  KeyBCA dengan tipe Activcard. Bila baterai KeyBCA sudah lemah akan muncul icon/tanda gambar yang  menunjukkan bahwa KeyBCA dalam kondisi "low battery", maka Anda harus segera  mengganti baterai utamanya dengan baterai baru segera setelah icon tersebut  muncul. (Pada waktu penggantian baterai, KeyBCA harus dalam kondisi tidak  aktif). Berikut ini langkah-langkah penggantian baterai :  1. Buka penutup baterai KeyBCA yang terletak di bagian belakang KeyBCA      sebelah kanan bawah.  2. Ganti baterai utama dengan baterai baru  (proses ini harus berlangsung        dengan cepat) .  3. Tutup kembali penutup baterai KeyBCA.  4. KeyBCA sudah bisa digunakan kembali.  Keterangan : tipe baterai CR2032/3V-22