Ada seorang pertapa tua, yang mengepalai sebuah padepokan. Pertapa ini punya kebiasaan membaca kitab sucinya setelah matahari terbenam, dan bersemedi sampai agak larut malam di pinggir padepokan. Murid-muridnya, dan orang disekitar padepokan itu sangat menghormati pertapa dan selalu berusaha mencontoh semua tingkah laku beliau. Beliau memang seorang yang pengetahuannya dianggap sudah sangat mumpuni, baik tentang hal yang lahir dan maupun yang batin, sehingga wajar beliau menjadi panutan. Kebiasaan bersemedi ini pun diikuti oleh murid-muridnya. Setelah mereka belajar secara langsung dengan pertapa di siang hari, malamnya mereka ikut bersemedi.
Suatu hari kebiasaan beliau ini terganggu dengan adanya seekor anjing hutan, yang sering ribut menggonggong saat beliau sedang khusuk membaca kitab dan melakukan semedi. Hari pertama pak Tua membiarkan anjing itu, tapi esoknya anjing itu selalu muncul dan mengganggu. Setelah beberapa hari terganggu, beliau dengan berat hati memutuskan untuk mengikat mulut anjing itu biar tidak ribut. Dan setelah bersemedi beliau melepaskannya lagi ikatan anjing tersebut, karena tidak tega.
Kebiasaan mengikat anjing ini diamati oleh murid-muridnya juga, dan setelah suatu hari pak tua meninggal. Mereka terus melakukan kebiasaan ini sebelum mereka mulai semedi. Mengikat anjing sebelum semedi dan melepaskannya kembali. Setelah 5 tahun berlalu hal ini masih berlangsung terus, sampai sebagian besar murid yang mengerti mengapa pak Tua selalu mengikat anjing sebelum semedi, sudah pergi dari padepokan. Yang ada di padepokan tinggal murid-murid baru, yang tetap dengan setia menjalankan kebiasaan keramat ini.
Sampai suatu hari anjing liar itu mati. Murid-murid baru yang tersisa kebingungan, wah terus bagaimana dengan kebiasaan ini? Akhirnya mereka mencari anjing liar disekitar situ, menangkapnya dan mengikat anjing itu di dekat tempat semedi sebelum mereka mulai semedinya.
-- dari milis iluni12 --