Pilpres dan fenomena kebangkrutan agama
Oleh Agus Purwanto
Pekerja di Lab Fisika Teori dan Filsafat Alam (LaFTiFA) ITS;
mantan Vice-President of Saijou-Hiroshima Association
Dalam rentang waktu satu tahun ini kita disodori tiga peristiwa serupa meski tak sama yaitu Inul, AFI, dan pilpres. Ketiganya merupakan jalan menuju puncak yang menyita perhatian publik, fenomenal dan rakyat menjadi penentu akhirnya. Ketiganya juga menyimpan ironi, yakni melibatkan asing dan mengisyaratkan ketakberdayaan agama.
Inul adalah pribadi yang melejit dengan gerak revolusi pinggulnya yang berkecepatan tinggi. Ketika karir ini masih bersifat lokal, yakni dari kampung ke kampung, tidak terdengar tanggapan atasnya. Tetapi begitu naik ke level nasional mulai muncul kritik dan kontroversi. Kritik keras bahkan larangan atas Inul dan Inulisasi direpresentasikan oleh raja dangdut, Rhoma Irama.
Sebenarnya kritik Rhoma ada pada jalur yang benar tetapi wajah sendu, polos, dan kadang tetes air mata Inul ...
life, from my point of view :)