Solusi Hemat: Bangun BTS di Atas Balon
Ni Ketut Susrini - detikInet
Ed Schafer (ist.) |
Ini bukan konsep isapan jempol, meski sampai saat ini belum terealisasi. Tapi konsep ini sukses melewati uji coba di laboratorium dan akan diuji coba di alam terbuka, untuk jadi solusi di daerah North Dakota negara bagian Amerika Serikat. Ed Schafer, mantan Gubernur North Dakota, mendukung proyek ini.
Seperti dikutip detikinet, Rabu (1/2/2006) dari Associated Press, balon-balon udara akan dimanfaatkan untuk menautkan repeater-repeater jaringan nirkabel. Balon udara mampu membumbung tinggi, dan bisa ditempatkan di titik-titik yang diinginkan. Ide ini disambut baik karena bisa jadi solusi kesenjangan jangkauan seluler di daerah terpencil.
"Saya tahu ini kedengarannya nekad," kata Schafer, yang saat ini menjabat CEO di sebuah perusahaan telekomunikasi nirkabel, Extend America Inc. "Tapi cara ini terbukti bekerja dengan baik, saat dicoba di laboratorium," imbuhnya.
Extend America dan Space Data Corp. yang berbasis di Chandler, Arizona, tengah mengembangkan teknologi tersebut. Proyek ini diyakini sebagai yang pertama, yang memakai balon untuk memperluas jangkauan seluler.
Schafer, yang pensiun di tahun 2000 setelah bertahun-tahun menjabat Gubernur, mengatakan uji coba akan berlangsung beberapa minggu ke depan.
"Untuk menjangkau setiap jengkal dari North Dakota, diperlukan 1.100 tower," kata Schafer. "Kita bisa menjangkau seluruh negara bagian hanya dengan tiga balon," cetusnya.
Jika berhasil, balon berisi hydrogen ini akan dilambungkan ke stratosfer di atas North Dakota, pada musim panas tahun ini (Juni-Agustus).
Jerry Knoblach, CEO Space Data, mengatakan meski teknologi balon yang dinamai SkySite ini terbilang baru bagi industri seluler, platform ini sudah terbukti dengan baik untuk keperluan lain.
Perusahaannya sudah meluncurkan ratusan balon yang terbang bebas di Texas, Oklahoma, Lousiana, Arkansas dan New Mexico, tahun kemarin. Jaringan data nirkabel yang digarapnya, melacak kendaraan-kendaraan milik perusahaan minyak dan memonitor produksi tangki dan pipa-pipa minyak, papar Knoblach.
Dia juga yakin balon-balon udara dapat bekerja dengan baik untuk layanan seluler di North Dakota, baik saat udara dingin maupun badai. Dia meyakinkan, balon-balon tetap diluncurkan bahkan saat terjadinya topan Katrina.
20 mile (32,19 Km) di atas permukaan bumi -- masih di atas jalur penerbangan komersil -- angin yang stabil di lapisan stratosfer akan mendorong lapisan latex pada balon, dengan kecepatan 30 mph (meter per jam). Masing-masing balon akan dapat mengantarkan suara dan layanan data ke kawasan-kawasan di bawahnya, dengan jangkauan diameter ratusan kilometer.
"Sembilan balon akan selalu ada di udara, beberapa ada yang di atas, sebagian agak ke bawah dan beberapa di tengah-tengah," kata Schafer.
Masing-masing balon memakan biaya US$55 (US$1 = Rp 9.362. Sumber: detikcom). Bandingkan dengan biaya pembangunan tower yang bisa mencapai US$250.000 di North Dakota, dan banyak kawasan terpencil yang tidak mampu memulihkan investasi sebesar itu, ungkap Schafer. Idenya menarik, semoga berhasil pak Schafer! (nks)
(nks)
detikinet