Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2006

Indonesia Negeri Kaya

Analisis Denny Indrayana Indonesia Negeri Kaya Nihil Dosa Denny Indrayana - detikcom   Jakarta - Siapa bilang Indonesia miskin-papa. Salah besar, bohong benar. Indonesia negara kaya-raya. Negeri makmur-subur, damai-sentosa. Indonesia hanya pura-pura miskin: pura-pura banyak utang; pura-pura banyak teroris; pura-pura banyak masalah. Sejatinya, Indonesia adalah negara paling bahagia di seluruh dunia, di seantero jagat raya.   Dunia yang mengira Indonesia miskin, tertipu. Mereka hanya melihat kulit, tidak melihat isi. Dunia terpana tampilan luar fisik Indonesia yang coreng-moreng-bopeng, padahal itu hanya topeng. Sebenarnya Indonesia bukan negeri gepeng -- gelandangan-pengemis -- tapi bangsa yang keren-mentereng. Tak percaya? Simak saja bagaimana harga minyak dikerek menyamai harga di pasaran dunia, bukankah itu artinya daya beli masyarakat Indonesia pun seharusnya setara dengan negara hebat lainnya?   Meski mengirim babu ke manca negara, itu bukan berarti ...

The Chef is Dead!

The Great "South Park" Chef Roast By Steve Taylor Thursday, March 23, 2006 Matt Stone and Trey Parker have taken another shot in the war with Isaac Hayes and Scientology. In the Season 10 premiere, entitled "The Return of Chef", Stone and Parker try to deal with Isaac Hayes' departure from the show, and the loss of the voice of Chef. The best way the South Park creators found to do this? Kill off Chef. There was a huge buzz over what Matt Stone and Trey Parker would do with their season premiere (see South Park Keeps Chef ). After the announcement that Chef would be in the season premiere of South Park , everyone wanted to know the closely guarded secret of who would play his voice and how long he would be around for. Last night's season premiere on Comedy Central gave us the answer. It turns out the voice of Chef was…Isaac Hayes. By using lines from old South Park episodes, Matt Stone and Trey Parker were able to piece together enough mat...

Cepu = Cadangan minyak terbesar di Indonesia

Rockefeller, ExxonMobil, dan Blok Cepu Warsito Ungkapan Kolonel Potts tahun 1888, bahwa jika salah satu dari tiga sektor utama bisnis minyak, yaitu produksi, distribusi, dan pemasaran, dikuasai, maka dua sektor lain akan dikuasai pula, telah menjadi sumber inspirasi bagi John D Rockefeller dalam mengelola perusahaannya, Standard Oil, yang merajai bisnis perminyakan pada awal abad ke-20. Nama Standard Oil sekarang sudah tidak ada, tetapi jelmaan perusahaan minyak raksasa Amerika itu masih tetap menguasai bisnis yang menentukan dinamika politik dan perekonomian dunia hingga sekarang. Rockefeller pantas bersumpah serapah ketika dikenai undang-undang antimonopoli (Antitrust Act) oleh Pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1911 sehingga dia terpaksa memecah perusahaannya menjadi 35 buah, yang kebanyakan dengan nama singkatan SO, seperti SOHIO untuk Ohio, SOCONY untuk New York, Esso yang kemudian berubah menjadi Exxon, dan lain-lain. Perusahaan-perusahaan pecahan itu di ke...