Rabu, 20/01/2010 13:24 WIB
Pencuri Nasabah BCA Berteknologi Canggih, Uang Hilang Tiap 20 Detik
Gede Suardana - detikNews
Jakarta - Pencuri uang nasabah BCA diduga memiliki jaringan atau peralatan canggih. Uang seorang nasabah hilang setiap 20 detik dan itu dari sejumlah ATM yang tersebar di Bali secara simultan.
Seorang nasabah BCA Kuta yang tidak mau disebut namanya menceritakan kepada detikcom, Rabu (20/1/2010). Setelah uangnya hilang dia minta penjelasan ke BCA kapan dan bagaimana uangnya hilang.
Dari pelacakan BCA hari Senin (18/1/2010), pada Sabtu (16/1/2010) dia kehilangan Rp 75 juta. Rinciannya, 1 transaksi Rp 5 juta, 6 transaksi masing-masing Rp 10 juta dan 5 transaksi masing-masing Rp 2 juta, total Rp 75 juta.
Pada Minggu (17/1/2010) kembali dia kehilangan uang Rp 70 juta, sebuah transaksi bahkan terjadi pukul 04.00 Wita dini hari. Transaksi tercatat di sejumlah ATM seperti di Waterboom Kartika Plaza, Glory Restaurant dan Teuku Umar.
"Setiap transaksi terjadi dalam jeda 20 detik tapi di sejumlah ATM yang tersebar itu sekaligus. Cepat sekali berpindahnya, Mas. Saya ragu pelaku sungguh ada di depan ATM," kata korban yang sudah mengadukan kasusnya ke polisi ini.
Dia menjelaskan dia memakai kartu ATM BCA Platinum dengan limit pengambilan uang Rp 75 juta per hari. Kartu ini juga masuk dalam jaringan Cirrus. Dia pun selalu memakai mobile banking dan tidak pernah memakai ATM.
Sementara transaksi misterius itu tercatat sebagai transaksi ATM Interchange atau transfer non tunai. Bahkan ada transaksi dengan jumlah ganjil yaitu Rp 9.827.520.
"Apa uang saya diambil dalam US Dollar? Jadi angka rupiahnya aneh," kata dia.
(fay/nrl)
~~~
Rabu, 20/01/2010 12:40 WIB
Uang Nasabah BCA Kuta Raib
Uang Nasabah BNI dan Bank Permata di Bali Juga Raib
Laurencius Simanjuntak - detikNews
foto: ilustrasi/dok.dtc
Jakarta - Misteri hilangnya dana dari rekening nasabah tidak hanya terjadi di BCA. Kejadian ini juga menimpa nasabah Bank Permata dan Bank BNI, yang semuanya berada di Bali. Dari ketiga bank itu, total nasabah yang dirugikan mencapai 12 orang.
"Ada yang kehilangan Rp 6 juta, ada yang Rp 8 juta. Tidak sampai ratusan jutalah," ungkap Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi, Rabu (20/1/2010).
Kepada wartawan yang mencegatnya di sela peresmian program "Zero Narkoba" di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, dia menyatakan sejauh ini ada 12 orang nasabah yang melaporkan kasus kehilangan uang dari rekeningnya. Langkah awal untuk penyelidikan kasus tersebut juga sudah diambil.
"Saya sudah telepon Kapolda Bali, minta agar Bank BNI dan Bank Permata melakukan audit menajemen sistem keamanan. Kita mintakan pertanggungjawaban berupa memberi perlindungan pada nasabah," ujar Ito.
Mengingat kejadiannya ada di 3 bank yang berbeda, maka ada kemungkinan kasus serupa menimpa nasabah di bank-bank dan daerah lain. Sebagai langkah antisipasi, Mabes Polri akan mengadakan pertemuan khusus dengan para petinggi sistem keamanan bank.
"Ini memanfaatkan kelemahan sistem keamanan dan tidak tertup kemungkinan ini terjadi ke bank lain. Kita panggil pihak bank, Kadiv Humas akan sampaikan ke Perbanas," pungkas Ito. (lh/nrl)
~~~
Rabu, 20/01/2010 08:19 WIB
Uang Nasabah BCA Raib
Penarikan Uang Diduga Dilakukan di ATM Non-BCA
Rachmadin Ismail - detikNews
Jakarta - Tidak hanya di Bali, kasus hilangnya uang nasabah BCA juga terjadi di Jakarta. Pada tanggal 18 Januari lalu, seorang nasabah hilang uangnya tanpa ada transaksi. Penarikan uang diduga dilakukan di ATM yang digunakan bersama-sama bank lain. BCA tercatat tergabung dalam jaringan ATM Prima dan Cirrus.
"Saya kira penarikan bukan dari bukan ATM BCA, tapi di ATM yang dipakai bersama, karena ada biaya Rp 25 ribu," kata seorang nasabah yang enggan disebutkan namanya, lewat telepon, Rabu (20/1/2010).
Jumlah uang yang hilang mencapai Rp 4,3 juta. Uang tersebut ditarik di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta.
Nasabah tersebut juga mengaku tidak pernah melakukan penarikan di ATM yang dipakai bersama-sama sebelumnya. Ia juga tidak melakukan transaksi ATM sejak tanggal 11 Januari.
"Tapi kenapa bisa ada transaksi pada tanggal 18? ATM masih ada di saya dan saya nggak ke mana-mana," jelasnya.
Pihak BCA saat dilapori tentang kejadian ini mengaku masih melakukan pemeriksaan. Informasi lengkap baru akan diperoleh nasabah ini setelah 10 hari.
"Penjelasan dari HaloBCA, minta waktu 10 hari. Kalau dari cabang minta 14 hari untuk referensi. Saya sih belum mau lapor polisi. Saya akan menunggu apakah mereka mau mengganti," tutupnya.
Sebelumnya, para nasabah BCA di Kuta dan Denpasar mengadu ke polisi. Uang di rekening mereka berkurang padahal mereka tidak pernah bertransaksi.
Uang nasabah yang lenyap antara Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Lenyapnya uang nasabah diduga terjadi secara serentak, hanya dalam rentang waktu antara 16-19 Januari 2010.
Pihak BCA saat dikonfirmasi mengaku masih melakukan pengecekan pada unit yang menangani kasus ini. Belum ada penjelasan lebih lanjut dari kepolisian. (mad/nrl)
~~~
~~~
Rabu, 20/01/2010 11:52 WIB
Uang Simpanan Raib
Kartu ATM Nasabah BCA Kemungkinan Diduplikasi
Ardhi Suryadhi - detikinet
Ilustrasi (Ist.) Jakarta - Raibnya dana jutaan rupiah dari rekening sejumlah nasabah BCA di Bali dinilai sebagai modus pembobolan konvensional. Caranya dengan menduplikasi kartu ATM yang diawali dengan aksi pencurian informasi dari kartu si pemilik.
M. Salahuddien, Wakil Ketua Indonesia Security Incident Responses Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) menjelaskan, dari informasi yang ia peroleh dari pihak kepolisian, kasus ini kemungkinan terjadi lantaran aksi skimming yaitu metode pencurian informasi yang didapat dari kartu ATM.
Cara skimming sendiri bisa dilakukan dengan memasang alat Electronic Data Capture (EDC) di mulut mesin ATM. "Kemungkinan lain, skimming tidak terjadi di mesin ATM karena BCA terkenal sangat ketat menjaga ATM-nya. Jadi bisa terjadi di tempat-tempat belanja," tukas pria yang biasa disapa Didin Pataka ini.
Beberapa tahun yang lalu, lanjut Didin, skimming sempat terungkap di Surabaya. Sejumlah tempat belanja memasang alat skimming ini pada mesin EDC yang resmi atau memasang perangkat splitter pada saluran komunikasi mesin EDC dan dihubungkan ke komputer pelaku, sehingga semua packet data yang lewat di-sniff oleh software cracking data EDC tertentu yang ada di komputer pelaku.
Nah, setelah data dipegang pelaku, selanjutnya digandakan ke kartu ATM bodong. "Alat untuk skimming ini banyak dijual di pasaran harganya sangat murah terutama produk China, ada yg di bawah Rp 500 ribu, sudah termasuk software untuk membaca data kartu ATM dan alatnya punya kemampuan menulis ke kartu bodong, pelaku cukup mencari bahan baku kartu ATM kosong," jelasnya kepada detikINET, Rabu (20/1/2010).
Kasus skimming biasanya terjadi pada jenis kartu magnetic stripe. Entah kalau saat kejadian itu BCA masih menggunakan kartu ATM jenis magnetic stripe atau tidak. Tapi kalau di Jepang, semua mesin ATM sudah menolak kartu non-chip.
"Meski demikian kartu chip juga bisa digandakan, cuma perlu alat skimming yang lebih canggih dan masih mahal harganya," Didin menandaskan.
( ash / wsh )
~~~
Rabu, 20/01/2010 14:30 WIB
Begini Cara Penjahat 'Mengintip' Kartu ATM
Wicak Hidayat - detikinet
Alat Skimming (snopes.com/ist.)
Jakarta - Modus skimming kerap digunakan oleh pelaku kejahatan dalam membobol kartu ATM nasabah bank tertentu. Modus ini yang diduga dilakukan oleh sekelompok penjahat cyber di Bali yang akhirnya menghasilkan bobolnya ratusan juta uang nasabah BCA.
Modus tersebut diduga sudah ada sejak masa-masa awal kartu ATM mulai populer. Meskipun metodenya di masa lalu mungkin relatif sederhana dibanding metode saat ini.
Skimming bisa terjadi karena informasi yang tersimpan secara magnetis pada kartu ATM. Informasi ini dibajak oleh perangkat khusus untuk kemudian disalin pada kartu 'bodong'.
Pelaku juga butuh mengetahui Personal Identification Number (PIN) korban untuk bisa memanfaatkan kartu palsu tersebut. Cara paling 'mudah' untuk mendapatkan PIN ini adalah dengan mengintip dari balik bahu nasabah saat bertransaksi atau menggunakan kamera perekam.
Berikut adalah beberapa informasi soal skimming yang dikumpulkan detikINET dari beberapa sumber, Rabu (20/1/2010):
Bagaimana menghindari Skimming?
~~~
Rabu, 20/01/2010 16:13 WIB
Rekening Nasabah BCA Dibobol
Pembobolan Dana Nasabah BCA Didalangi Orang Rusia
Ardhi Suryadhi - detikNews
BCA Kuta (foto: G. Suardana/detikcom)
Jakarta - Raibnya jutaan dana sejumlah nasabah BCA di Bali sama dengan modus pembobolan di Jakarta. Komplotan ini diotaki orang Rusia. Pelaku yang berjumlah dua orang tersebut membiayai dan meminjamkan alat-alat yang digunakan pelaku di Indonesia untuk beraksi di Jakarta dan Bali.
"Saat ini orang Rusia tersebut bermukim di Toronto, Kanada, dan berumur di kisaran 50 tahunan," ujar Ruby Alamsyah, analis digital forensik yang ikut mendampingi kepolisian mengusut kasus ini.
Sementara orang Indonesia yang beraksi di Jakarta dan Bali, lanjutnya, cuma dimanfaatkan jadi kaki tangannya. "Si orang Rusia yang membiayai, mengotaki dan memberikan belasan alat skimmer (untuk mencuri identitas di kartu ATM)," tukas Ruby kepada detikcom, Rabu (20/1/2010).
Dari data yang dicuri tersebut lalu dimasukkan ke dalam kartu ATM bodong, untuk kemudian bisa digunakan untuk menarik dana di sejumlah tempat.
Kepolisian sendiri saat ini sudah menangkap kaki tangan si orang Rusia yang berjumlah 6 orang. Mereka beraksi di Jakarta dan kasusnya sekarang sudah dilimpahkan ke kejaksaan.
Sementara kasus dengan modus sama yang terjadi di Bali beberapa hari ini juga diduga kuat terjadi dengan kasus yang terungkap di Jakarta pada Oktober 2009 lalu tersebut.
"Sebab modus dan cara kerja yang digunakan sama. Mereka sama-sama menggunakan alat skimmer dan kamera. Alat-alat ini yang dipinjamkan orang Rusia tersebut," pungkas Ruby.
Kasus pembobolan rekening bank di Bali memang penuh misteri. Selain nasabah BCA, sejumlah nasabah bank lainnya, seperti BNI dan Bank Permata juga dibobol. Bahkan, ada nasabah yang mengaku tak pernah bertransaksi lewat ATM. Namun, dalam print out diketahui ada pembobolan rekeningnya melalui ATM.
(ash/asy)
~~~
Rabu, 20/01/2010 17:09 WIB
Kartu ATM yang Dibobol Bisa Dipakai di Luar Negeri
Ardhi Suryadhi - detikinet
Ilustrasi (ash/inet)
Jakarta - Data yang dicuri dari nasabah bank BCA tak serta merta langsung digunakan pelaku untuk menjalankan aksinya. Orang Rusia yang menjadi otak kejahatan ini sebelumnya 'memagari' alias mengenkripsi data nasabah yang dicuri.
Ruby Alamsyah, analis digital forensik yang ikut mendampingi kepolisian mengusut kasus ini menjelaskan, untuk membobol rekening nasabah, pelaku menggunakan alat skimmer (pencuri informasi di kartu ATM atau kartu kredit). Dari data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kartu bodong.
"Cuma untuk kasus yang didalangi orang Rusia ini di Jakarta dan Bali, pelaku di Jakarta setelah dapat data yang dicuri tidak langsung menggunakannya. Tapi dikirimkan dulu ke Toronto, Kanada, tempat orang Rusia itu tinggal untuk dienkripsi," tuturnya kepada detikINET, Rabu (20/1/2010).
Selain itu, data nasabah curian yang dikirimkan dari Indonesia juga tak semuanya dikembalikan. Misalnya, anak buahnya di Indonesia telah mengumpulkan 1.000 dana nasabah, setelah dienkripsi paling datanya dikembalikan 500 data.
"Nah, nanti sisanya itu bisa dipergunakan di tempat lain seperti di Toronto, Kanada. Makanya, di dalam histori di buku nasabah yang jadi korban ada keterangan dikenai biaya tambahan Rp 25.000. Itu karena dipakai di Toronto dari jaringan Cirus, yang telah memiliki kerja sama dengan BCA," papar Ruby.
( ash / wsh )
~~~
Kamis, 21/01/2010 08:47 WIB
Pembobolan Dana Nasabah
Kenali Skimmer di Mulut ATM
Nurul Hidayati - detikNews
krebsonsecurity.com
Jakarta - Skimmer, alat pencuri data nasabah yang dipasang di mulut ATM, menjadi beken pasca terkuaknya kasus pencurian dana nasabah BCA dan 5 bank lainnya di Bali. Alat ini dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan nasabah awam akan menganggapnya tidak ada yang ganjil.
Gambar di atas adalah salah satu alat skimmer yang disebut "contoh yang sempurna" dalam artikel di www.krebsonsecurity.com. Gambar pertama menunjukkan mulut/slot untuk keluar masuk kartu ATM yang asli. Gambar kedua adalah alat tambahan (electronic data capture) alias skimmer.
Gambar ketiga adalah wujud skimmer yang dipisahkan dari slot asli. Gambar keempat, setelah kedua alat ini disatukan, terlihat sempurna bukan? Orang awam tentu tidak akan ngeh.
Skimmer di atas ditemukan di ATM Citibank di Woodland Hills, California, AS, pada 6 Desember 2009.
Ketika seorang nasabah memasukkan kartu ATM-nya di slot, data di kartu nasabah langsung terekam. Skimmer ini juga dilengkapi kamera mikro guna merekam gerak-gerik jemari nasabah saat memencet PIN.
Ketika data nasabah dan PIN telah dikantungi, pencuri segera membuat kartu bodong. Data nasabah yang telah didapat dimasukkan ke dalamnya dan berbekal PIN yang telah dipelajari, terjadilah upaya pembobolan rekening tersebut.
Semalam, Kapoltabes Denpasar Kombes Pol Gede Alit Widana telah menemukan alat skimmer itu di sebuah mesin ATM. Bagaimana bentuk skimmer tersebut, apakah sama seperti gambar di atas, Gede akan memperlihatkannya hari ini.
Menurut Gede, alat ini dipasang di mulut ATM. Kemudian, dipasang kamera kecil tak jauh dari mesin ATM tersebut. Sementara tak jauh dari lokasi tersebut pelaku memantau transaksi nasabah via laptop.
"Nanti kita akan mengundang kepala bank di Bali. Alat ini akan kita demokan di depan mereka sehingga mereka bisa mengetahui modus operandi pelaku dan pola antisipasinya," paparnya.
Skimmer ini bisa ditangkis dengan alat anti-skimmer. Menurut ahli forensik digital, Ruby Alamsyah, sejumlah ATM di Indonesia telah dipasangi alat anti-skimmer. Hanya saja jumlahnya baru sedikit.
Bagaimana menghindari Skimming?
(nrl/anw)
~~~
Kamis, 21/01/2010 10:33 WIB
Menangkap Pemasang Skimmer Lewat CCTV
Nurul Hidayati - detikNews
Penjahat pasang skimmer (Fox5)
Jakarta - Skimming, kejahatan pencurian data nasabah dengan memasang alat tambahan di mulut ATM atau mesin pembayaran, adalah masalah serius yang menyebar merata di dunia. Pelaku kejahatan ini lebih mudah tepergok bila kamera CCTV milik bank yang dipasang di bilik ATM beroperasi sempurna.
Seperti yang terjadi di Las Vegas, AS, pekan ini. Sepasang pria dan wanita tertangkap kamera sedang memasang sebuah alat pencuri data nasabah di sebuah mesin ATM pada Selasa 19 Januari lalu seperti dilansir media FOX5.
Sejumlah foto yang dirilis FOX5 menunjukkan pasangan itu menggunakan ATM dua kali pada hari yang sama. Si pria terlihat mengutak-atik sesuatu di depan mesin, sedangkan si wanita tengok kiri kanan, mengawasi kalau-kalau ada nasabah lain masuk ke bilik ATM. Pasangan itu hingga kini masih diburu.
Di Florida, seorang pria juga terekam beberapa kali memasang skimmer. Pertama pria itu memasang alat itu di ATM SunTrust Bank pada 24 November 2009, lalu di ATM berbeda pada 27 November, lalu 12 Desember. Meski kamera menangkap sosoknya, namun bukan perkara mudah untuk menangkapnya.
Di Jakarta, polisi setidaknya telah menahan 6 orang tersangka skimmer. Mereka adalah kaki tangan orang Rusia yang menetap di Toronto, Kanada. Orang Rusia ini membiayai dan meminjamkan belasan alat skimmer pada kaki tangannya. Diduga, bandit yang beroperasi di Bali, yang salah satunya membobol rekening nasabah BCA Rp 147 juta, terkait dengan jaringan ini. Belum diketahui bagaimana mereka dibekuk, apakah juga berkat jasa kamera CCTV, mengingat tak semua bilik ATM di Indonesia terdapat fasilitas tersebut.
Pakar keamanan jaringan Budi Rahardjo menyatakan, guna mengantisipasi skimming, selain pihak bank harus meningkatkan sistem keamanannya, nasabah juga jangan sampai lalai. Misalnya dengan tidak membuang slip transaksi sembarangan atau menitipkan kartu ATM pada orang lain.
Agar aman dari kejahatan skimming, nasabah juga harus memperhatikan baik-baik mesin ATM sebelum menggesek. Jika ada yang mencurigakan, seperti bekas tambalan lem atau isolasi, atau ada kabel yang terlihat, batalkan transaksi.
Hati-hati bila ada stiker tertempel, antara lain bertuliskan "scan di sini lebih dulu" atau "jangan dirusak". Stiker ini lazimnya dipasang penipu untuk mengalihkan perhatian dari alat tambahan yang mereka pasang.
Jangan pakai ATM bila ada seseorang menawarkan bantuan. Pemasang skimmer sering kali berperan sebagai nasabah atau mengaku teknisi mesin yang bertugas membantu nasabah.
Hati-hati pada mesin ATM yang sedang mengalami kerusakan yang "memaksa" nasabah untuk menggunakan ATM tertentu lainnya yang bisa jadi telah dipasangi alat skimmer.
(nrl/iy)
~~~~
Kamis, 21/01/2010 09:15 WIB
4 Modus Pembobolan Dana Nasabah Bank
Achmad Rouzni Noor II - detikinet
Ilustrasi (Ist.)
Jakarta - Ada beberapa modus terkait dengan bobolnya dana nasabah bank yang sering terjadi belakangan ini. Berdasarkan analisa, ada empat kemungkinan modus operandi di belakangnya yang memungkinkan keterlibatan orang dalam bank.
Pertama, penipuan melalui SMS. Dimana dikatakan penerima SMS menerima hadiah undian dan diminta segera menghubungi pengirim SMS. Pengirim SMS biasanya membawa-bawa nama operator telekomunikasi.
"Meski, dari nomor pengirim ternyata nomor individu yang berasal dari kartu prabayar. Pelaku kejahatan biasanya meminta penerima SMS mengirim sejumlah dana ke pelaku melalui ATM," demikian analisa pengamat teknologi komunikasi informasi, Heru Sutadi, kepada detikINET, Kamis (21/1/2010).
Kedua, terjadinya duplikasi kartu ATM. Ini bisa terjadi karena adanya ATM yang disisipi alat untuk membaca ATM konsumen dan adanya spy camera di tempat-tempat ATM. Data konsumen kemudian dikloning, dan ATM palsu itulah yang kemudian dipakai untuk menguras uang nasabah.
Ketiga, terjadinya penggunaan kartu kredit orang lain. Dan keempat, pencurian data melalui internet banking.
"Modus ini bisa dilakukan secara individu, kelompok bahkan sindikat terorganisir. Bukan tidak mungkin pula orang dalam terlibat dalam hal pembocoran data nasabah," tandas Heru.
( rou / ash )
~~~
Kamis, 21/01/2010 11:55 WIB
Skimmer, Pembobol Seharga Rp 1,5 Juta yang Memusingkan
Ardhi Suryadhi - detikinet
Alat skimmer (ist)
Jakarta - Skimmer, istilah ini dalam sekejap jadi buah bibir di masyarakat lantaran aksi yang ditimbulkannya. Sebab dari alat yang cuma seharga Rp 1,5 juta inilah sejumlah nasabah bank dibuat pusing tujuh keliling, sementara jutaan nasabah lainnya dihantui kekhawatiran.
Skimmer dalam istilah sederhana berarti alat yang bisa digunakan untuk aktivitas pencurian informasi yang dilakukan dari kartu nasabah, baik dari kartu ATM maupun kartu kredit. Dengan memasang alat ini di mulut ATM, pelaku bisa mendapatkan data di kartu nasabah. Kemudian tinggal memasukannya ke dalam kartu ATM bodong. Sementara untuk pin, pelaku menggunakan kamera pengintai mungil.
Ruby Alamsyah, seorang ahli forensik digital memaparkan, meski kemampuan alat ini terbilang canggih namun harga yang dibanderol cukup 'terjangkau', yakni cuma Rp 1,5 juta. Dengan harga itu sudah mendapatkan skimmer reader untuk mencuri informasi dari kartu nasabah.
"Namun kalau skimmer set yang lengkap harganya bisa mencapai US$ 1500 (sekitar Rp 15 juta), itu sudah pembaca kartunya, software, kartu ATM bodong, hingga kamera pengintai," tukasnya kepada detikINET.
Ironisnya, kata Ruby, meski alat ini diketahui sangat berbahaya jika disalahgunakan, namun penjualannya dibebaskan tanpa pengaturan khusus. Di pusat perbelanjan di Jakarta dan Tanggerang pun bisa ditemui.
"Alat ini (skimmer-red.) masih dijual umum untuk kebutuhan tertentu, untuk perbankan atau klub-klub yang ingin membuat kartu anggota misalnya. Bisa segala macam kebutuhan, termasuk untuk disalahgunakan, " tukasnya.
Namun coba lihat dampak negatif yang bisa ditimbulkannya. Berawal dari segelintir laporan yang masuk soal raibnya simpanan di rekening, kini laporan serupa kian menggurita dan menimbulkan kerugian hingga miliaran.
Telat?
Dituturkan Ruby, di Amerika Serikat sendiri, aksi skimming sudah bukan barang baru. Hanya saja seruan sosialisasi ataupun tindak antisipasi dari perbankan di Negeri Paman Sam sudah kuat.
Nah, hal inilah yang sepertinya kurang diperhatikan kalangan perbankan nasional. Setelah aksi skimming terdengar gaungnya lantaran ramai-ramai disorot media nasional, baru mereka pusing mencari cara penanganan. Telat memang, aksi kejahatan sudah banyak, kerugian sudah menggunung, baru mereka bergerak.
Pun demikian, sejumlah bank bukannya tak mau melakukan antisipasi sebelumnya. Menurut Ruby, saat ini sebenarnya juga sudah ada beberapa bank (BCA dan Mandiri)yang memasang anti skimmer di ATM-nya. Namun, jumlahnya masih sangat sedikit.
Itulah Indonesia, semoga dengan kejadian ini dapat membuat kita lebih baik lagi dan tidak telat melakukan antisipasi. ( ash / faw )
Pencuri Nasabah BCA Berteknologi Canggih, Uang Hilang Tiap 20 Detik
Gede Suardana - detikNews
Jakarta - Pencuri uang nasabah BCA diduga memiliki jaringan atau peralatan canggih. Uang seorang nasabah hilang setiap 20 detik dan itu dari sejumlah ATM yang tersebar di Bali secara simultan.
Seorang nasabah BCA Kuta yang tidak mau disebut namanya menceritakan kepada detikcom, Rabu (20/1/2010). Setelah uangnya hilang dia minta penjelasan ke BCA kapan dan bagaimana uangnya hilang.
Dari pelacakan BCA hari Senin (18/1/2010), pada Sabtu (16/1/2010) dia kehilangan Rp 75 juta. Rinciannya, 1 transaksi Rp 5 juta, 6 transaksi masing-masing Rp 10 juta dan 5 transaksi masing-masing Rp 2 juta, total Rp 75 juta.
Pada Minggu (17/1/2010) kembali dia kehilangan uang Rp 70 juta, sebuah transaksi bahkan terjadi pukul 04.00 Wita dini hari. Transaksi tercatat di sejumlah ATM seperti di Waterboom Kartika Plaza, Glory Restaurant dan Teuku Umar.
"Setiap transaksi terjadi dalam jeda 20 detik tapi di sejumlah ATM yang tersebar itu sekaligus. Cepat sekali berpindahnya, Mas. Saya ragu pelaku sungguh ada di depan ATM," kata korban yang sudah mengadukan kasusnya ke polisi ini.
Dia menjelaskan dia memakai kartu ATM BCA Platinum dengan limit pengambilan uang Rp 75 juta per hari. Kartu ini juga masuk dalam jaringan Cirrus. Dia pun selalu memakai mobile banking dan tidak pernah memakai ATM.
Sementara transaksi misterius itu tercatat sebagai transaksi ATM Interchange atau transfer non tunai. Bahkan ada transaksi dengan jumlah ganjil yaitu Rp 9.827.520.
"Apa uang saya diambil dalam US Dollar? Jadi angka rupiahnya aneh," kata dia.
(fay/nrl)
~~~
Rabu, 20/01/2010 12:40 WIB
Uang Nasabah BCA Kuta Raib
Uang Nasabah BNI dan Bank Permata di Bali Juga Raib
Laurencius Simanjuntak - detikNews
foto: ilustrasi/dok.dtc
Jakarta - Misteri hilangnya dana dari rekening nasabah tidak hanya terjadi di BCA. Kejadian ini juga menimpa nasabah Bank Permata dan Bank BNI, yang semuanya berada di Bali. Dari ketiga bank itu, total nasabah yang dirugikan mencapai 12 orang.
"Ada yang kehilangan Rp 6 juta, ada yang Rp 8 juta. Tidak sampai ratusan jutalah," ungkap Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi, Rabu (20/1/2010).
Kepada wartawan yang mencegatnya di sela peresmian program "Zero Narkoba" di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, dia menyatakan sejauh ini ada 12 orang nasabah yang melaporkan kasus kehilangan uang dari rekeningnya. Langkah awal untuk penyelidikan kasus tersebut juga sudah diambil.
"Saya sudah telepon Kapolda Bali, minta agar Bank BNI dan Bank Permata melakukan audit menajemen sistem keamanan. Kita mintakan pertanggungjawaban berupa memberi perlindungan pada nasabah," ujar Ito.
Mengingat kejadiannya ada di 3 bank yang berbeda, maka ada kemungkinan kasus serupa menimpa nasabah di bank-bank dan daerah lain. Sebagai langkah antisipasi, Mabes Polri akan mengadakan pertemuan khusus dengan para petinggi sistem keamanan bank.
"Ini memanfaatkan kelemahan sistem keamanan dan tidak tertup kemungkinan ini terjadi ke bank lain. Kita panggil pihak bank, Kadiv Humas akan sampaikan ke Perbanas," pungkas Ito. (lh/nrl)
~~~
Rabu, 20/01/2010 08:19 WIB
Uang Nasabah BCA Raib
Penarikan Uang Diduga Dilakukan di ATM Non-BCA
Rachmadin Ismail - detikNews
Jakarta - Tidak hanya di Bali, kasus hilangnya uang nasabah BCA juga terjadi di Jakarta. Pada tanggal 18 Januari lalu, seorang nasabah hilang uangnya tanpa ada transaksi. Penarikan uang diduga dilakukan di ATM yang digunakan bersama-sama bank lain. BCA tercatat tergabung dalam jaringan ATM Prima dan Cirrus.
"Saya kira penarikan bukan dari bukan ATM BCA, tapi di ATM yang dipakai bersama, karena ada biaya Rp 25 ribu," kata seorang nasabah yang enggan disebutkan namanya, lewat telepon, Rabu (20/1/2010).
Jumlah uang yang hilang mencapai Rp 4,3 juta. Uang tersebut ditarik di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta.
Nasabah tersebut juga mengaku tidak pernah melakukan penarikan di ATM yang dipakai bersama-sama sebelumnya. Ia juga tidak melakukan transaksi ATM sejak tanggal 11 Januari.
"Tapi kenapa bisa ada transaksi pada tanggal 18? ATM masih ada di saya dan saya nggak ke mana-mana," jelasnya.
Pihak BCA saat dilapori tentang kejadian ini mengaku masih melakukan pemeriksaan. Informasi lengkap baru akan diperoleh nasabah ini setelah 10 hari.
"Penjelasan dari HaloBCA, minta waktu 10 hari. Kalau dari cabang minta 14 hari untuk referensi. Saya sih belum mau lapor polisi. Saya akan menunggu apakah mereka mau mengganti," tutupnya.
Sebelumnya, para nasabah BCA di Kuta dan Denpasar mengadu ke polisi. Uang di rekening mereka berkurang padahal mereka tidak pernah bertransaksi.
Uang nasabah yang lenyap antara Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Lenyapnya uang nasabah diduga terjadi secara serentak, hanya dalam rentang waktu antara 16-19 Januari 2010.
Pihak BCA saat dikonfirmasi mengaku masih melakukan pengecekan pada unit yang menangani kasus ini. Belum ada penjelasan lebih lanjut dari kepolisian. (mad/nrl)
~~~
Rabu, 20/01/2010 13:49 WIB
Uang Curian Nasabah BCA Kuta Numpang Lewat di Banyak Rekening
Gede Suardana - detikNews
Dok. detikfinance
Denpasar - Pencuri uang nasabah BCA Kuta sungguh cerdik seperti kisah perampokan film Hollywood. Selain punya cara yang canggih, pencuri pun pandai menutup jejak. Uang curiannya numpang lewat ke banyak rekening nasabah BCA, termasuk ke tukang bengkel.
Seorang nasabah BCA Kuta bercerita kepada detikcom, Rabu (20/1/2010). Dia kehilangan uang Rp 15 juta pada Minggu (17/1/2010) kemarin.
Dari penelusuran bank pada Senin (18/1/2010), didapati uangnya numpang lewat ke sejumlah rekening nasabah BCA yang tidak dia kenal. Uangnya mampir sebentar terus berpindah lagi ke rekening orang lain. Orang-orang yang ketumpangan kiriman ini, tabungannya terpotong karena dikenai biaya transfer.
"Orang-orang ini pun ternyata mengadu ke BCA," kata korban yang sudah mengadukan kasusnya ke Polsek Kuta ini.
Pada hari Senin pagi itu, lanjut dia, ada dua kelompok nasabah yang mengadu. Mereka yang uangnya hilang dan mereka yang uangnya berkurang sedikit karena terkena biaya transfer, padahal tidak mentransfer uang.
"Kita semua kebetulan jadi ketemu di bank hari itu. Ada tukang bengkel segala macam. Mereka dirugikan biaya transfer padahal nggak transfer uang. Jadi uang saya pindah ke mereka terus pindah lagi ke orang lain," jelas dia.
(fay/nrl)
~~~
Rabu, 20/01/2010 14:05 WIB
Uang Nasabah Hilang Misterius
Dari Toronto ke Denpasar, Lalu ke Jakarta?
Luhur Hertanto - detikNews
foto: ilustrasi/dok.dtc
Jakarta - Meski baru dilaporkan terjadi di Bali, misteri lenyapnya dana nasabah 3 bank di Bali membuat gempar kalangan perbankan Indonesia. Mereka kaget kasus yang diduga pertama kali terjadi di Toronto, Kanada, itu sedemikian cepat sampai di Indonesia.
"Kejadian pertama di sekitar Oktober-Desember tahun lalu di Toronto. Sekarang sudah di Bali, bisa saja cepat sampai ke Jakarta," ujar seorang petinggi bank BUMN kepada detikcom, Rabu (20/1/2010).
Pria yang minta identitasnya dirahasiakan ini, sebelumnya menjabarkan modus operandi komplotan pembobol rekening dana nasabah bank di Toronto, Kanada. Tidak terlalu canggih tapi cukup licin, yaitu 'mengintip' nomor PIN ATM lalu membuat kartu ATM palsu.
"Mengintipnya dari kamera di bilik ATM, dari situ kan bisa dilihat jari tangan larinya ke mana saat menekan nomor PIN. Kameranya sangat kecil, beberapa jam sekali ada orang yang ambil rekamannya," sambungnya.
Setelah nomor PIN didapat, komplotan kemudian membuat kartu ATM asli tapi palsu. Kartu ATM palsu itu yang kemudian oleh komplotan digunakan untuk melakukan tranfer dari rekening korban ke korban-korban lainnya sebelum pada akhirnya dana tersebut diambil.
"Uangnya dipindah-pindahkan dulu dari satu rekening ke rekening lain. Jadi bukan cuma satu nomor PIN yang diincar, tapi banyak nasabah sekaligus dan semuanya adalah korban," jelasnya.
Untuk melicinkan aksi transfer uang, maka transfer rekening tidak selalu di bank yang sama. Fasilitas jaringan ATM bersama yang dimanfaatkan benar oleh komplotan pembobol dan tidak jarang rekening sasarannya adalah milik warga negara asing.
"Untuk di Bali kan kejadiannya di ATM yang terletak di Sanur dan Kuta. Di situ banyak turis asing, mereka banyak juga yang jadi korban," pungkasnya.
Statemen resmi BCA sebelumnya menyatakan bahwa pencurian uang nasabah di Bali terjadi akibat pengintipann PIN oleh orang yang tidak berhak, saat nasabah melakukan transaksi di ATM BCA di Bali beberapa waktu lalu.
Seorang nasabah korban pencurian mengatakan, pergerakan uang yang dicuri dari rekeningnya sangat cepat. Pencuri memindahkan uangnya tiap 20 detik dari ATM yang berbeda-beda. (lh/iy)
Uang Curian Nasabah BCA Kuta Numpang Lewat di Banyak Rekening
Gede Suardana - detikNews
Dok. detikfinance
Denpasar - Pencuri uang nasabah BCA Kuta sungguh cerdik seperti kisah perampokan film Hollywood. Selain punya cara yang canggih, pencuri pun pandai menutup jejak. Uang curiannya numpang lewat ke banyak rekening nasabah BCA, termasuk ke tukang bengkel.
Seorang nasabah BCA Kuta bercerita kepada detikcom, Rabu (20/1/2010). Dia kehilangan uang Rp 15 juta pada Minggu (17/1/2010) kemarin.
Dari penelusuran bank pada Senin (18/1/2010), didapati uangnya numpang lewat ke sejumlah rekening nasabah BCA yang tidak dia kenal. Uangnya mampir sebentar terus berpindah lagi ke rekening orang lain. Orang-orang yang ketumpangan kiriman ini, tabungannya terpotong karena dikenai biaya transfer.
"Orang-orang ini pun ternyata mengadu ke BCA," kata korban yang sudah mengadukan kasusnya ke Polsek Kuta ini.
Pada hari Senin pagi itu, lanjut dia, ada dua kelompok nasabah yang mengadu. Mereka yang uangnya hilang dan mereka yang uangnya berkurang sedikit karena terkena biaya transfer, padahal tidak mentransfer uang.
"Kita semua kebetulan jadi ketemu di bank hari itu. Ada tukang bengkel segala macam. Mereka dirugikan biaya transfer padahal nggak transfer uang. Jadi uang saya pindah ke mereka terus pindah lagi ke orang lain," jelas dia.
(fay/nrl)
~~~
Rabu, 20/01/2010 14:05 WIB
Uang Nasabah Hilang Misterius
Dari Toronto ke Denpasar, Lalu ke Jakarta?
Luhur Hertanto - detikNews
foto: ilustrasi/dok.dtc
Jakarta - Meski baru dilaporkan terjadi di Bali, misteri lenyapnya dana nasabah 3 bank di Bali membuat gempar kalangan perbankan Indonesia. Mereka kaget kasus yang diduga pertama kali terjadi di Toronto, Kanada, itu sedemikian cepat sampai di Indonesia.
"Kejadian pertama di sekitar Oktober-Desember tahun lalu di Toronto. Sekarang sudah di Bali, bisa saja cepat sampai ke Jakarta," ujar seorang petinggi bank BUMN kepada detikcom, Rabu (20/1/2010).
Pria yang minta identitasnya dirahasiakan ini, sebelumnya menjabarkan modus operandi komplotan pembobol rekening dana nasabah bank di Toronto, Kanada. Tidak terlalu canggih tapi cukup licin, yaitu 'mengintip' nomor PIN ATM lalu membuat kartu ATM palsu.
"Mengintipnya dari kamera di bilik ATM, dari situ kan bisa dilihat jari tangan larinya ke mana saat menekan nomor PIN. Kameranya sangat kecil, beberapa jam sekali ada orang yang ambil rekamannya," sambungnya.
Setelah nomor PIN didapat, komplotan kemudian membuat kartu ATM asli tapi palsu. Kartu ATM palsu itu yang kemudian oleh komplotan digunakan untuk melakukan tranfer dari rekening korban ke korban-korban lainnya sebelum pada akhirnya dana tersebut diambil.
"Uangnya dipindah-pindahkan dulu dari satu rekening ke rekening lain. Jadi bukan cuma satu nomor PIN yang diincar, tapi banyak nasabah sekaligus dan semuanya adalah korban," jelasnya.
Untuk melicinkan aksi transfer uang, maka transfer rekening tidak selalu di bank yang sama. Fasilitas jaringan ATM bersama yang dimanfaatkan benar oleh komplotan pembobol dan tidak jarang rekening sasarannya adalah milik warga negara asing.
"Untuk di Bali kan kejadiannya di ATM yang terletak di Sanur dan Kuta. Di situ banyak turis asing, mereka banyak juga yang jadi korban," pungkasnya.
Statemen resmi BCA sebelumnya menyatakan bahwa pencurian uang nasabah di Bali terjadi akibat pengintipann PIN oleh orang yang tidak berhak, saat nasabah melakukan transaksi di ATM BCA di Bali beberapa waktu lalu.
Seorang nasabah korban pencurian mengatakan, pergerakan uang yang dicuri dari rekeningnya sangat cepat. Pencuri memindahkan uangnya tiap 20 detik dari ATM yang berbeda-beda. (lh/iy)
~~~
Rabu, 20/01/2010 11:52 WIB
Uang Simpanan Raib
Kartu ATM Nasabah BCA Kemungkinan Diduplikasi
Ardhi Suryadhi - detikinet
Ilustrasi (Ist.)
M. Salahuddien, Wakil Ketua Indonesia Security Incident Responses Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) menjelaskan, dari informasi yang ia peroleh dari pihak kepolisian, kasus ini kemungkinan terjadi lantaran aksi skimming yaitu metode pencurian informasi yang didapat dari kartu ATM.
Cara skimming sendiri bisa dilakukan dengan memasang alat Electronic Data Capture (EDC) di mulut mesin ATM. "Kemungkinan lain, skimming tidak terjadi di mesin ATM karena BCA terkenal sangat ketat menjaga ATM-nya. Jadi bisa terjadi di tempat-tempat belanja," tukas pria yang biasa disapa Didin Pataka ini.
Beberapa tahun yang lalu, lanjut Didin, skimming sempat terungkap di Surabaya. Sejumlah tempat belanja memasang alat skimming ini pada mesin EDC yang resmi atau memasang perangkat splitter pada saluran komunikasi mesin EDC dan dihubungkan ke komputer pelaku, sehingga semua packet data yang lewat di-sniff oleh software cracking data EDC tertentu yang ada di komputer pelaku.
Nah, setelah data dipegang pelaku, selanjutnya digandakan ke kartu ATM bodong. "Alat untuk skimming ini banyak dijual di pasaran harganya sangat murah terutama produk China, ada yg di bawah Rp 500 ribu, sudah termasuk software untuk membaca data kartu ATM dan alatnya punya kemampuan menulis ke kartu bodong, pelaku cukup mencari bahan baku kartu ATM kosong," jelasnya kepada detikINET, Rabu (20/1/2010).
Kasus skimming biasanya terjadi pada jenis kartu magnetic stripe. Entah kalau saat kejadian itu BCA masih menggunakan kartu ATM jenis magnetic stripe atau tidak. Tapi kalau di Jepang, semua mesin ATM sudah menolak kartu non-chip.
"Meski demikian kartu chip juga bisa digandakan, cuma perlu alat skimming yang lebih canggih dan masih mahal harganya," Didin menandaskan.
( ash / wsh )
~~~
Rabu, 20/01/2010 14:30 WIB
Begini Cara Penjahat 'Mengintip' Kartu ATM
Wicak Hidayat - detikinet
Alat Skimming (snopes.com/ist.)
Jakarta - Modus skimming kerap digunakan oleh pelaku kejahatan dalam membobol kartu ATM nasabah bank tertentu. Modus ini yang diduga dilakukan oleh sekelompok penjahat cyber di Bali yang akhirnya menghasilkan bobolnya ratusan juta uang nasabah BCA.
Modus tersebut diduga sudah ada sejak masa-masa awal kartu ATM mulai populer. Meskipun metodenya di masa lalu mungkin relatif sederhana dibanding metode saat ini.
Skimming bisa terjadi karena informasi yang tersimpan secara magnetis pada kartu ATM. Informasi ini dibajak oleh perangkat khusus untuk kemudian disalin pada kartu 'bodong'.
Pelaku juga butuh mengetahui Personal Identification Number (PIN) korban untuk bisa memanfaatkan kartu palsu tersebut. Cara paling 'mudah' untuk mendapatkan PIN ini adalah dengan mengintip dari balik bahu nasabah saat bertransaksi atau menggunakan kamera perekam.
Berikut adalah beberapa informasi soal skimming yang dikumpulkan detikINET dari beberapa sumber, Rabu (20/1/2010):
- Skimming bisa dilakukan dengan memasang alat tambahan (electronic data capture) pada 'mulut' mesin ATM.
- Alat itu akan mengirimkan data ke pelaku secara nirkabel atau menyimpan data pada media penyimpanan tertentu.
- Di AS, skimming bahkan pernah dilakukan dengan memasang mesin ATM palsu.
- Pelaku juga 'melengkapi' modus ini dengan kamera atau alat perekam lain untuk mendapatkan nomor PIN nasabah.
- Biasanya pelaku memasang alat skimming pada larut malam dan/atau di lokasi sepi
- Biasanya skimming dipasang hanya pada untuk sementara waktu (beberapa jam saja)
- Skimming juga bisa dilakukan di luar ATM, misalnya lewat oknum di tempat belanja atau restoran.
Bagaimana menghindari Skimming?
- Kenali mesin ATM yang digunakan dengan baik.
- Kalau bisa, gunakan ATM di lokasi yang sama sesering mungkin sehingga akan terlihat jika terjadi perubahan.
- Perhatikan bila ada hal aneh pada mesin ATM seperti goresan, bercak, selotip, bekas lem dan hal-hal mencurigakan lainnya.
- Jika menemukan perubahan atau keganjilan pada ATM, laporkan pada pihak Bank dan tunda/jangan lakukan transaksi.
- Upayakan untuk mengakses ATM yang ada di dalam bank atau di lokasi yang ramai dan terang untuk meminimalisir risiko.
- Untuk penggunaan kartu di luar ATM (pada tempat belanja atau restoran) selalu perhatikan apa yang dilakukan petugas pada kartu dan tanyakan jika ada perilaku yang aneh.
- Jika digunakan saat berbelanja, kartu harusnya hanya digesekkan pada mesin resmi dan mesin kasir, tanyakan pada petugas bila menggesekkan kartu ke alat lain (terutama jika alat itu ada di tempat tersembunyi seperti di balik meja).
~~~
Rabu, 20/01/2010 16:13 WIB
Rekening Nasabah BCA Dibobol
Pembobolan Dana Nasabah BCA Didalangi Orang Rusia
Ardhi Suryadhi - detikNews
BCA Kuta (foto: G. Suardana/detikcom)
Jakarta - Raibnya jutaan dana sejumlah nasabah BCA di Bali sama dengan modus pembobolan di Jakarta. Komplotan ini diotaki orang Rusia. Pelaku yang berjumlah dua orang tersebut membiayai dan meminjamkan alat-alat yang digunakan pelaku di Indonesia untuk beraksi di Jakarta dan Bali.
"Saat ini orang Rusia tersebut bermukim di Toronto, Kanada, dan berumur di kisaran 50 tahunan," ujar Ruby Alamsyah, analis digital forensik yang ikut mendampingi kepolisian mengusut kasus ini.
Sementara orang Indonesia yang beraksi di Jakarta dan Bali, lanjutnya, cuma dimanfaatkan jadi kaki tangannya. "Si orang Rusia yang membiayai, mengotaki dan memberikan belasan alat skimmer (untuk mencuri identitas di kartu ATM)," tukas Ruby kepada detikcom, Rabu (20/1/2010).
Dari data yang dicuri tersebut lalu dimasukkan ke dalam kartu ATM bodong, untuk kemudian bisa digunakan untuk menarik dana di sejumlah tempat.
Kepolisian sendiri saat ini sudah menangkap kaki tangan si orang Rusia yang berjumlah 6 orang. Mereka beraksi di Jakarta dan kasusnya sekarang sudah dilimpahkan ke kejaksaan.
Sementara kasus dengan modus sama yang terjadi di Bali beberapa hari ini juga diduga kuat terjadi dengan kasus yang terungkap di Jakarta pada Oktober 2009 lalu tersebut.
"Sebab modus dan cara kerja yang digunakan sama. Mereka sama-sama menggunakan alat skimmer dan kamera. Alat-alat ini yang dipinjamkan orang Rusia tersebut," pungkas Ruby.
Kasus pembobolan rekening bank di Bali memang penuh misteri. Selain nasabah BCA, sejumlah nasabah bank lainnya, seperti BNI dan Bank Permata juga dibobol. Bahkan, ada nasabah yang mengaku tak pernah bertransaksi lewat ATM. Namun, dalam print out diketahui ada pembobolan rekeningnya melalui ATM.
(ash/asy)
~~~
Rabu, 20/01/2010 17:09 WIB
Kartu ATM yang Dibobol Bisa Dipakai di Luar Negeri
Ardhi Suryadhi - detikinet
Ilustrasi (ash/inet)
Ruby Alamsyah, analis digital forensik yang ikut mendampingi kepolisian mengusut kasus ini menjelaskan, untuk membobol rekening nasabah, pelaku menggunakan alat skimmer (pencuri informasi di kartu ATM atau kartu kredit). Dari data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kartu bodong.
"Cuma untuk kasus yang didalangi orang Rusia ini di Jakarta dan Bali, pelaku di Jakarta setelah dapat data yang dicuri tidak langsung menggunakannya. Tapi dikirimkan dulu ke Toronto, Kanada, tempat orang Rusia itu tinggal untuk dienkripsi," tuturnya kepada detikINET, Rabu (20/1/2010).
Selain itu, data nasabah curian yang dikirimkan dari Indonesia juga tak semuanya dikembalikan. Misalnya, anak buahnya di Indonesia telah mengumpulkan 1.000 dana nasabah, setelah dienkripsi paling datanya dikembalikan 500 data.
"Nah, nanti sisanya itu bisa dipergunakan di tempat lain seperti di Toronto, Kanada. Makanya, di dalam histori di buku nasabah yang jadi korban ada keterangan dikenai biaya tambahan Rp 25.000. Itu karena dipakai di Toronto dari jaringan Cirus, yang telah memiliki kerja sama dengan BCA," papar Ruby.
( ash / wsh )
~~~
Kamis, 21/01/2010 08:47 WIB
Pembobolan Dana Nasabah
Kenali Skimmer di Mulut ATM
Nurul Hidayati - detikNews
krebsonsecurity.com
Jakarta - Skimmer, alat pencuri data nasabah yang dipasang di mulut ATM, menjadi beken pasca terkuaknya kasus pencurian dana nasabah BCA dan 5 bank lainnya di Bali. Alat ini dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan nasabah awam akan menganggapnya tidak ada yang ganjil.
Gambar di atas adalah salah satu alat skimmer yang disebut "contoh yang sempurna" dalam artikel di www.krebsonsecurity.com. Gambar pertama menunjukkan mulut/slot untuk keluar masuk kartu ATM yang asli. Gambar kedua adalah alat tambahan (electronic data capture) alias skimmer.
Gambar ketiga adalah wujud skimmer yang dipisahkan dari slot asli. Gambar keempat, setelah kedua alat ini disatukan, terlihat sempurna bukan? Orang awam tentu tidak akan ngeh.
Skimmer di atas ditemukan di ATM Citibank di Woodland Hills, California, AS, pada 6 Desember 2009.
Ketika seorang nasabah memasukkan kartu ATM-nya di slot, data di kartu nasabah langsung terekam. Skimmer ini juga dilengkapi kamera mikro guna merekam gerak-gerik jemari nasabah saat memencet PIN.
Ketika data nasabah dan PIN telah dikantungi, pencuri segera membuat kartu bodong. Data nasabah yang telah didapat dimasukkan ke dalamnya dan berbekal PIN yang telah dipelajari, terjadilah upaya pembobolan rekening tersebut.
Semalam, Kapoltabes Denpasar Kombes Pol Gede Alit Widana telah menemukan alat skimmer itu di sebuah mesin ATM. Bagaimana bentuk skimmer tersebut, apakah sama seperti gambar di atas, Gede akan memperlihatkannya hari ini.
Menurut Gede, alat ini dipasang di mulut ATM. Kemudian, dipasang kamera kecil tak jauh dari mesin ATM tersebut. Sementara tak jauh dari lokasi tersebut pelaku memantau transaksi nasabah via laptop.
"Nanti kita akan mengundang kepala bank di Bali. Alat ini akan kita demokan di depan mereka sehingga mereka bisa mengetahui modus operandi pelaku dan pola antisipasinya," paparnya.
Skimmer ini bisa ditangkis dengan alat anti-skimmer. Menurut ahli forensik digital, Ruby Alamsyah, sejumlah ATM di Indonesia telah dipasangi alat anti-skimmer. Hanya saja jumlahnya baru sedikit.
Bagaimana menghindari Skimming?
- Kenali mesin ATM yang digunakan dengan baik.
- Kalau bisa, gunakan ATM di lokasi yang sama sesering mungkin sehingga akan terlihat jika terjadi perubahan.
- Perhatikan bila ada hal aneh pada mesin ATM seperti goresan, bercak, selotip, bekas lem dan hal-hal mencurigakan lainnya.
- Jika menemukan perubahan atau keganjilan pada ATM, laporkan pada pihak Bank dan tunda/jangan lakukan transaksi.
- Upayakan untuk mengakses ATM yang ada di dalam bank atau di lokasi yang ramai dan terang untuk meminimalisir risiko.
- Untuk penggunaan kartu di luar ATM (pada tempat belanja atau restoran) selalu perhatikan apa yang dilakukan petugas pada kartu dan tanyakan jika ada perilaku yang aneh.
- Jika digunakan saat berbelanja, kartu harusnya hanya digesekkan pada mesin resmi dan mesin kasir, tanyakan pada petugas bila menggesekkan kartu ke alat lain (terutama jika alat itu ada di tempat tersembunyi seperti di balik meja).
(nrl/anw)
~~~
Kamis, 21/01/2010 10:33 WIB
Menangkap Pemasang Skimmer Lewat CCTV
Nurul Hidayati - detikNews
Penjahat pasang skimmer (Fox5)
Jakarta - Skimming, kejahatan pencurian data nasabah dengan memasang alat tambahan di mulut ATM atau mesin pembayaran, adalah masalah serius yang menyebar merata di dunia. Pelaku kejahatan ini lebih mudah tepergok bila kamera CCTV milik bank yang dipasang di bilik ATM beroperasi sempurna.
Seperti yang terjadi di Las Vegas, AS, pekan ini. Sepasang pria dan wanita tertangkap kamera sedang memasang sebuah alat pencuri data nasabah di sebuah mesin ATM pada Selasa 19 Januari lalu seperti dilansir media FOX5.
Sejumlah foto yang dirilis FOX5 menunjukkan pasangan itu menggunakan ATM dua kali pada hari yang sama. Si pria terlihat mengutak-atik sesuatu di depan mesin, sedangkan si wanita tengok kiri kanan, mengawasi kalau-kalau ada nasabah lain masuk ke bilik ATM. Pasangan itu hingga kini masih diburu.
Di Florida, seorang pria juga terekam beberapa kali memasang skimmer. Pertama pria itu memasang alat itu di ATM SunTrust Bank pada 24 November 2009, lalu di ATM berbeda pada 27 November, lalu 12 Desember. Meski kamera menangkap sosoknya, namun bukan perkara mudah untuk menangkapnya.
Di Jakarta, polisi setidaknya telah menahan 6 orang tersangka skimmer. Mereka adalah kaki tangan orang Rusia yang menetap di Toronto, Kanada. Orang Rusia ini membiayai dan meminjamkan belasan alat skimmer pada kaki tangannya. Diduga, bandit yang beroperasi di Bali, yang salah satunya membobol rekening nasabah BCA Rp 147 juta, terkait dengan jaringan ini. Belum diketahui bagaimana mereka dibekuk, apakah juga berkat jasa kamera CCTV, mengingat tak semua bilik ATM di Indonesia terdapat fasilitas tersebut.
Pakar keamanan jaringan Budi Rahardjo menyatakan, guna mengantisipasi skimming, selain pihak bank harus meningkatkan sistem keamanannya, nasabah juga jangan sampai lalai. Misalnya dengan tidak membuang slip transaksi sembarangan atau menitipkan kartu ATM pada orang lain.
Agar aman dari kejahatan skimming, nasabah juga harus memperhatikan baik-baik mesin ATM sebelum menggesek. Jika ada yang mencurigakan, seperti bekas tambalan lem atau isolasi, atau ada kabel yang terlihat, batalkan transaksi.
Hati-hati bila ada stiker tertempel, antara lain bertuliskan "scan di sini lebih dulu" atau "jangan dirusak". Stiker ini lazimnya dipasang penipu untuk mengalihkan perhatian dari alat tambahan yang mereka pasang.
Jangan pakai ATM bila ada seseorang menawarkan bantuan. Pemasang skimmer sering kali berperan sebagai nasabah atau mengaku teknisi mesin yang bertugas membantu nasabah.
Hati-hati pada mesin ATM yang sedang mengalami kerusakan yang "memaksa" nasabah untuk menggunakan ATM tertentu lainnya yang bisa jadi telah dipasangi alat skimmer.
(nrl/iy)
~~~~
Kamis, 21/01/2010 09:15 WIB
4 Modus Pembobolan Dana Nasabah Bank
Achmad Rouzni Noor II - detikinet
Ilustrasi (Ist.)
Jakarta - Ada beberapa modus terkait dengan bobolnya dana nasabah bank yang sering terjadi belakangan ini. Berdasarkan analisa, ada empat kemungkinan modus operandi di belakangnya yang memungkinkan keterlibatan orang dalam bank.
Pertama, penipuan melalui SMS. Dimana dikatakan penerima SMS menerima hadiah undian dan diminta segera menghubungi pengirim SMS. Pengirim SMS biasanya membawa-bawa nama operator telekomunikasi.
"Meski, dari nomor pengirim ternyata nomor individu yang berasal dari kartu prabayar. Pelaku kejahatan biasanya meminta penerima SMS mengirim sejumlah dana ke pelaku melalui ATM," demikian analisa pengamat teknologi komunikasi informasi, Heru Sutadi, kepada detikINET, Kamis (21/1/2010).
Kedua, terjadinya duplikasi kartu ATM. Ini bisa terjadi karena adanya ATM yang disisipi alat untuk membaca ATM konsumen dan adanya spy camera di tempat-tempat ATM. Data konsumen kemudian dikloning, dan ATM palsu itulah yang kemudian dipakai untuk menguras uang nasabah.
Ketiga, terjadinya penggunaan kartu kredit orang lain. Dan keempat, pencurian data melalui internet banking.
"Modus ini bisa dilakukan secara individu, kelompok bahkan sindikat terorganisir. Bukan tidak mungkin pula orang dalam terlibat dalam hal pembocoran data nasabah," tandas Heru.
( rou / ash )
~~~
Kamis, 21/01/2010 11:55 WIB
Skimmer, Pembobol Seharga Rp 1,5 Juta yang Memusingkan
Ardhi Suryadhi - detikinet
Alat skimmer (ist)
Jakarta - Skimmer, istilah ini dalam sekejap jadi buah bibir di masyarakat lantaran aksi yang ditimbulkannya. Sebab dari alat yang cuma seharga Rp 1,5 juta inilah sejumlah nasabah bank dibuat pusing tujuh keliling, sementara jutaan nasabah lainnya dihantui kekhawatiran.
Skimmer dalam istilah sederhana berarti alat yang bisa digunakan untuk aktivitas pencurian informasi yang dilakukan dari kartu nasabah, baik dari kartu ATM maupun kartu kredit. Dengan memasang alat ini di mulut ATM, pelaku bisa mendapatkan data di kartu nasabah. Kemudian tinggal memasukannya ke dalam kartu ATM bodong. Sementara untuk pin, pelaku menggunakan kamera pengintai mungil.
Ruby Alamsyah, seorang ahli forensik digital memaparkan, meski kemampuan alat ini terbilang canggih namun harga yang dibanderol cukup 'terjangkau', yakni cuma Rp 1,5 juta. Dengan harga itu sudah mendapatkan skimmer reader untuk mencuri informasi dari kartu nasabah.
"Namun kalau skimmer set yang lengkap harganya bisa mencapai US$ 1500 (sekitar Rp 15 juta), itu sudah pembaca kartunya, software, kartu ATM bodong, hingga kamera pengintai," tukasnya kepada detikINET.
Ironisnya, kata Ruby, meski alat ini diketahui sangat berbahaya jika disalahgunakan, namun penjualannya dibebaskan tanpa pengaturan khusus. Di pusat perbelanjan di Jakarta dan Tanggerang pun bisa ditemui.
"Alat ini (skimmer-red.) masih dijual umum untuk kebutuhan tertentu, untuk perbankan atau klub-klub yang ingin membuat kartu anggota misalnya. Bisa segala macam kebutuhan, termasuk untuk disalahgunakan, " tukasnya.
Namun coba lihat dampak negatif yang bisa ditimbulkannya. Berawal dari segelintir laporan yang masuk soal raibnya simpanan di rekening, kini laporan serupa kian menggurita dan menimbulkan kerugian hingga miliaran.
Telat?
Dituturkan Ruby, di Amerika Serikat sendiri, aksi skimming sudah bukan barang baru. Hanya saja seruan sosialisasi ataupun tindak antisipasi dari perbankan di Negeri Paman Sam sudah kuat.
Nah, hal inilah yang sepertinya kurang diperhatikan kalangan perbankan nasional. Setelah aksi skimming terdengar gaungnya lantaran ramai-ramai disorot media nasional, baru mereka pusing mencari cara penanganan. Telat memang, aksi kejahatan sudah banyak, kerugian sudah menggunung, baru mereka bergerak.
Pun demikian, sejumlah bank bukannya tak mau melakukan antisipasi sebelumnya. Menurut Ruby, saat ini sebenarnya juga sudah ada beberapa bank (BCA dan Mandiri)yang memasang anti skimmer di ATM-nya. Namun, jumlahnya masih sangat sedikit.
Itulah Indonesia, semoga dengan kejadian ini dapat membuat kita lebih baik lagi dan tidak telat melakukan antisipasi. ( ash / faw )