Daripada Aetra protes-protes seperti berita di bawah ini,
kenapa Aetra tidak bikin juga proyek Reverse Osmosis sendiri?
Selain itu, waktu bulan lalu air ledeng tidak keluar air,
Aetra juga menyalahkan kekurangan sumber air bersih.
Alangkah baiknya kalau Aetra tidak cuma menyalahkan kiri-kanan,
tapi segera membangun juga proyek Reverse Osmosis.
~~~~~~~~~~~~~~
Selasa, 22/06/2010 17:39 WIB
Ancol Bangun Reverse Osmosis Untuk Tambah Pasokan Air
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Jakarta - PT Pembangunan Jaya Ancol akan membangun proyek Reverse Osmosis (RO) atau Instalasi Pengelolaan Air (IPA), untuk menambah pasokan air ramai pengunjung. Namun PT Aetra selaku pemasok air sebelumnya menyayangkan proyek tersebut.
"Kurangnya penyediaan dan pengelolaan air bersih untuk pengunjung pada saat high season dengan estimasi 300.000 pengunjung, merupakan salah satu masalah yang harus dicarikan solusi," ujar Manajer Humas PT Pembangunan Jaya Ancol Ni Ketut Sofia Cakti, lewat email pada detikcom, Selasa (22/6/2010).
Menurut Sofia, kebutuhan pasokan air di Ancol sebesar 12.000 m3 per hari untuk mengelola kawasan rekreasi, resort, dan properti. Kebutuhan air ini meningkat 10% setuap tahun. Proyek RO ini juga, lanjut Sofia untuk mengurangi beban PDAM Jaya dalam memasok air untuk Ancol.
"Konsentrasi penyediaan air yang seharusnya dapat diberikan ke seluruh pihak tidak terkonsentrasi untuk perusahaan komersil. Masyarakat yang kurang mampu dapat menikmati fasilitas pengelolaan dan penyediaan air bersih dengan lebih merata," jelasnya.
RO adalah alat yang dibangun untuk dapat mengubah air laut menjadi air tawar, sehingga tidak melakukan penyedotan resapan air tanah. Kapasitas RO akan mensuplai 5.000 m3 per hari dan akan dikembangkan sampai 10.000 m3 per hari. "Akan digunakan untuk kebutuhan internal pasokan air di kawasan Ancol," paparnya.
Namun ternyata di sisi lain, PT Aetra Air Jakarta selaku pemasok air untuk Ancol menilai proyek RO akan menghilangkan subsidi silang untuk masyarakat. Dampaknya bisa mengarah pada kenaikan tarif. Presiden Direktur PT Aetra, Syahril Japarin pun menyurati Direktur PAM Jaya.
"Jika demikian, hal ini akan mengakibatkan sistem subsidi silang tidak dapat berjalan dan akan berdampak pada peningkatan tarif air yang akan membebankan masyarakat dengan tingkat pendapatan menengah ke bawah," tulis Syahril dalam surat tersebut, Selasa (22/6/2010).
Dalam surat itu juga dikatakan, keberadaaan Ancol sebagai pelanggan utama dapat memberikan ruang yang cukup untuk menciptakan struktur biaya yang lebih ringan bagi masyarakat ekonomi lemah.
"Pembangunan (RO) akan memiliki dampak sosial dan ekonomi yang sangat membebankan masyarakat, di luar dari dampak bisnis terhadap kinerja Aetra sendiri," paparnya.
Seperti diketahui, PT Aetra Air Jakarta biasanya menyuplai air bersih ke PT Pembangunan Jaya Ancol sebanyak 10.000-15.000 m3 per hari.
(fiq/fay)
kenapa Aetra tidak bikin juga proyek Reverse Osmosis sendiri?
Selain itu, waktu bulan lalu air ledeng tidak keluar air,
Aetra juga menyalahkan kekurangan sumber air bersih.
Alangkah baiknya kalau Aetra tidak cuma menyalahkan kiri-kanan,
tapi segera membangun juga proyek Reverse Osmosis.
~~~~~~~~~~~~~~
Selasa, 22/06/2010 17:39 WIB
Ancol Bangun Reverse Osmosis Untuk Tambah Pasokan Air
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Jakarta - PT Pembangunan Jaya Ancol akan membangun proyek Reverse Osmosis (RO) atau Instalasi Pengelolaan Air (IPA), untuk menambah pasokan air ramai pengunjung. Namun PT Aetra selaku pemasok air sebelumnya menyayangkan proyek tersebut.
"Kurangnya penyediaan dan pengelolaan air bersih untuk pengunjung pada saat high season dengan estimasi 300.000 pengunjung, merupakan salah satu masalah yang harus dicarikan solusi," ujar Manajer Humas PT Pembangunan Jaya Ancol Ni Ketut Sofia Cakti, lewat email pada detikcom, Selasa (22/6/2010).
Menurut Sofia, kebutuhan pasokan air di Ancol sebesar 12.000 m3 per hari untuk mengelola kawasan rekreasi, resort, dan properti. Kebutuhan air ini meningkat 10% setuap tahun. Proyek RO ini juga, lanjut Sofia untuk mengurangi beban PDAM Jaya dalam memasok air untuk Ancol.
"Konsentrasi penyediaan air yang seharusnya dapat diberikan ke seluruh pihak tidak terkonsentrasi untuk perusahaan komersil. Masyarakat yang kurang mampu dapat menikmati fasilitas pengelolaan dan penyediaan air bersih dengan lebih merata," jelasnya.
RO adalah alat yang dibangun untuk dapat mengubah air laut menjadi air tawar, sehingga tidak melakukan penyedotan resapan air tanah. Kapasitas RO akan mensuplai 5.000 m3 per hari dan akan dikembangkan sampai 10.000 m3 per hari. "Akan digunakan untuk kebutuhan internal pasokan air di kawasan Ancol," paparnya.
Namun ternyata di sisi lain, PT Aetra Air Jakarta selaku pemasok air untuk Ancol menilai proyek RO akan menghilangkan subsidi silang untuk masyarakat. Dampaknya bisa mengarah pada kenaikan tarif. Presiden Direktur PT Aetra, Syahril Japarin pun menyurati Direktur PAM Jaya.
"Jika demikian, hal ini akan mengakibatkan sistem subsidi silang tidak dapat berjalan dan akan berdampak pada peningkatan tarif air yang akan membebankan masyarakat dengan tingkat pendapatan menengah ke bawah," tulis Syahril dalam surat tersebut, Selasa (22/6/2010).
Dalam surat itu juga dikatakan, keberadaaan Ancol sebagai pelanggan utama dapat memberikan ruang yang cukup untuk menciptakan struktur biaya yang lebih ringan bagi masyarakat ekonomi lemah.
"Pembangunan (RO) akan memiliki dampak sosial dan ekonomi yang sangat membebankan masyarakat, di luar dari dampak bisnis terhadap kinerja Aetra sendiri," paparnya.
Seperti diketahui, PT Aetra Air Jakarta biasanya menyuplai air bersih ke PT Pembangunan Jaya Ancol sebanyak 10.000-15.000 m3 per hari.
(fiq/fay)