INILAH.COM, Jakarta - Pernyataan Ruhut Sitompul terkait aspirasi masyarakat Yogyakarta terkait Keistimewaan Yogyakarta memicu kemarahan. Bahkan masyarakat Yogyakarta menantang Ruhut Sitompul untuk datang dan berbicara langsung dihadapan masyarakat Yogya.
"Kalau Ruhut Sitompul kalau belum mati, belum bisa dia berhenti bicara yang tidak enak. Bukan cuma dalam masalah Keistimewaan Yogyakarta, namun banyak hal," ucap Sukirman Hadiwiyono saat dihubungi INILAH.COM, Selasa (14/12/2010).
Menurut Sukirman, khusus pernyataan Ruhut Sitompul terkait aksi massa di Yogyakarta mirip PKI, hal itu telah menimbulkan kemarahan besar di masyarakat Yogya.
"Masyarakat disini sudah marah besar dengan Ruhut mas, dia ngomong seperti tidak menghargai budaya dan kami. Masa anggota Dewan Perwakilan Rakyat begitu. Dia wakil rakyat atau penjilat penguasa sih. Kami tantang dia kalau berani datang ke Yogyakarta dan ngomong langsung di depan kami, atau kami yang datang ke Jakarta untuk dengar dia ngomong langsung," tegasnya.
Sukirman juga mengatakan saat ini masyarakat Yogya sudah mengarah ke pemboikotan terhadap Partai Demokrat. "Kalau sekarang Demokrat itu dalam bahaya disini, mereka harus waspada, jadi jangan bikin panas hati masyarakat Yogya terus," katanya.
Sebelumnya diberitakan, juru bicara DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul melihat aksi masyarakat Yogyakarta yang pro penetapan, sama sekali tidak mencerminkan masyarakat Yogya. Ruhut bahkan menyamakan aksi tersebut seperti aksi massa PKI pada tahun 1965.
"Iya kalau lihat demo kemarin aku ingat waktu tari genjer-genjer waktu di Halim tahun 1965. Seperti orang tari genjer-genjer tahun 1965," ujar Ruhut, Selasa (14/12/2010). [mah]
INILAH.COM, Jakarta - Juru bicara DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul melihat aksi masyarakat Yogyakarta yang pro penetapan, sama sekali tidak mencerminkan masyarakat Yogya. Ruhut bahkan menyamakan aksi tersebut seperti aksi massa PKI pada tahun 1965.
"Iya kalau lihat demo kemarin aku ingat waktu tari genjer-genjer waktu di Halim tahun 1965. Seperti orang tari genjer-genjer tahun 1965," ujar Ruhut, Selasa (14/12/2010).
Menurutnya aksi massa Yogyakarta kemarin, tidak mencerminkan perilaku orang Yogyakarta yang selama ini dikenalnya. "Yang saya tahu mereka orang yang sopan dan pemaaf, tapi kemarin terlihat berbeda," katanya.
Selain itu anggota fraksi Partai Demokrat di DPR ini mengatakan seharusnya Sultan Hamengku Buwono X sadar telah dimanfaatkan oleh parpol tertentu.
"Jelas dia itu telah dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang tidak siap kalah di Pemilu. Siapa lagi kalau bukan Golkar dan PDI Perjuangan," tegas Ruhut.