http://de.tk/n94Xm
Rabu, 16/02/2011 02:20 WIB
Bunga Lilin di Hari Valentine dari Pria Cacat
E Mei Amelia R - detikNews
Hong Kong - Ribuan manusia menyesaki salah satu pusat kota Hong kong di Causeway Bay Road, tepat pada saat malam Valentine, Senin (14/2/2011) lalu. Di tengah kerumunan ribuan orang, tiba-tiba muncul sesosok pria.
Entah atraksi apa yang dia tunjukkan malam itu. Namun sepertinya, kedatangannya itu membuat semua mata tertuju padanya.
Saya pun mulai mencari tahu apa yang menjadi ketertarikan massa itu. Tadinya saya berpikir, objek yang menjadi kerumunan itu adalah pedagang yang sedang mengadakan diskon besar-besaran.
Namun ternyata, dugaan saya salah. Pusat perhatian orang-orang yang berlalu-lalang saat itu adalah pria dengan kedua lengan cacat hingga sikut.
Pria yang diperkirakan berusia 28 tahun itu, tiba-tiba saja mengeluarkan koper miliknya. Dia lalu mulai membuka sebuah toples plastik yang berisi bahan lilin.
Entah siapa namanya, karena pria bermata sipit ini susah untuk diajak berkomunikasi. Pria itu lantas mulai membentuk lilin itu menjadi sekuntum bunga mawar merah muda.
Dengan cekatan, pria itu mampu menyelesaikan satu kuntum bunga kurang dari 3 menit. Semua orang pun terkagum-kagum dengannya.
"Wow… Cantiknya," ujar seorang pejalan kaki mengomentari karya pria tersebut.
Satu bunga selesai, mulai menyusul bunga berikutnya. Entah karena rasa iba atau kekaguman terhadap pria asal Cina itu, satu persatu mulai meminta untuk dibuatkan bunga itu.
Sumbangan
Bunga yang terbuat dari lilin itu kemudian dia tancapkan pada lobang-lobang yang berada di toples tersebut. Bunga itu tidak gratis. Namun, ia pun tidak mematok harga untuk sekuntum bunga tersebut.
"Harganya terserah Anda. Berapa yang Anda mau kasih buat dia, terserah," kata seorang penduduk setempat yang membeli bunga tiruan tersebut.
"Ini untuk sumbangan saja. Masukkan saja uangmu dalam kotak itu. Ini bagus untuk hari valentine," katanya.
Lucy, penduduk setempat mengatakan, pria tersebut bukanlah seorang pengemis. "Dia tidak mau mengemis. Itu dia lakukan karena dia tidak mau mengemis," katanya.
(mei/mok)
Rabu, 16/02/2011 02:20 WIB
Bunga Lilin di Hari Valentine dari Pria Cacat
E Mei Amelia R - detikNews
Hong Kong - Ribuan manusia menyesaki salah satu pusat kota Hong kong di Causeway Bay Road, tepat pada saat malam Valentine, Senin (14/2/2011) lalu. Di tengah kerumunan ribuan orang, tiba-tiba muncul sesosok pria.
Entah atraksi apa yang dia tunjukkan malam itu. Namun sepertinya, kedatangannya itu membuat semua mata tertuju padanya.
Saya pun mulai mencari tahu apa yang menjadi ketertarikan massa itu. Tadinya saya berpikir, objek yang menjadi kerumunan itu adalah pedagang yang sedang mengadakan diskon besar-besaran.
Namun ternyata, dugaan saya salah. Pusat perhatian orang-orang yang berlalu-lalang saat itu adalah pria dengan kedua lengan cacat hingga sikut.
Pria yang diperkirakan berusia 28 tahun itu, tiba-tiba saja mengeluarkan koper miliknya. Dia lalu mulai membuka sebuah toples plastik yang berisi bahan lilin.
Entah siapa namanya, karena pria bermata sipit ini susah untuk diajak berkomunikasi. Pria itu lantas mulai membentuk lilin itu menjadi sekuntum bunga mawar merah muda.
Dengan cekatan, pria itu mampu menyelesaikan satu kuntum bunga kurang dari 3 menit. Semua orang pun terkagum-kagum dengannya.
"Wow… Cantiknya," ujar seorang pejalan kaki mengomentari karya pria tersebut.
Satu bunga selesai, mulai menyusul bunga berikutnya. Entah karena rasa iba atau kekaguman terhadap pria asal Cina itu, satu persatu mulai meminta untuk dibuatkan bunga itu.
Sumbangan
Bunga yang terbuat dari lilin itu kemudian dia tancapkan pada lobang-lobang yang berada di toples tersebut. Bunga itu tidak gratis. Namun, ia pun tidak mematok harga untuk sekuntum bunga tersebut.
"Harganya terserah Anda. Berapa yang Anda mau kasih buat dia, terserah," kata seorang penduduk setempat yang membeli bunga tiruan tersebut.
"Ini untuk sumbangan saja. Masukkan saja uangmu dalam kotak itu. Ini bagus untuk hari valentine," katanya.
Lucy, penduduk setempat mengatakan, pria tersebut bukanlah seorang pengemis. "Dia tidak mau mengemis. Itu dia lakukan karena dia tidak mau mengemis," katanya.
(mei/mok)