http://finance.detik.com/read/2013/01/09/165000/2137516/1036/bidik-pembeli-wanita-pln-jual-2000-mobil-listrik-bermerek-evina
Bidik Pembeli Wanita, PLN Jual 2.000 Mobil Listrik Bermerek Evina
Rabu, 09/01/2013 16:50 WIB
Foto: Ramdhania-detikFinance
Jakarta - PT PLN (Persero) tahun ini bakal menjual 2.000 unit mobil listrik bermerek Evina yang merupakan buatan lokal oleh Dasep Ahmadi. Berbekal nama Evina, mobil ini diharapkan bakal dilirik kaum wanita.
"Saya harapkan bisa produksi 1.000-2.000 unit untuk tahun ini. Namanya, Evina, itu Pak Nur (Nur Pamudji-Dirut PLN) yang namain, kan agak perempuan, jadi bisa dipakai para wanita," ujar Dasep ketika ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (9/1/2013).
Menurut Dasep, sebenarnya pasar utama dari produksi perdana mobil listrik ini adalah instansi pemerintah. "Ya selama ini kan mereka menyewa mobil untuk dinas, jadi bisa beli mobil ini," ujarnya
Saat ini harga 1 unit mobil listrik tersebut di bawah Rp 200 juta. Diharapkan, ke depannya pemerintah bisa memberikan insentif sehingga menekan harga mobil tersebut.
"Di Amerika dan Eropa sudah dikasih subsidi sekitar 70-30 juta," jelasnya.
Selain insentif produksi, pemerintah juga diharapkan dapat memberikan subsidi untuk listrik atau energi mobil ini. Dasep menjamin jumlah subsidi yang diberikan tersebut tidak akan sebesar subsidi untuk BBM.
"Mobil ini 4 jam untuk 135 km. Misalkan Jakarta Bogor bolak balik bisa 120 km atau sekitar 12 liter, beli Pertamax jadi Rp 120 ribu, kalau listrik 8 km/KwH tandanya sekitar Rp 15 ribu. Jadi nanti kita buat meteran khusus di rumah untuk mobil listrik supaya bisa disubsidi listrik untuk mobilnya," papar Dasep.
Dasep menyatakan, saat ini pihaknya tengah menunggu uji tim ahli untuk mendapatkan Nomor Induk Kendaraan (NIK). Yang jelas, lanjutnya, keamanan mobil ini sudah terjamin.
"Bulan April ini diharapkan selesai pengujiannya. Tingkat safety terujilah, tidak bakal kesetrum walaupun banjir. Samalah kekuatannya sama mobil lain, kalau tenggelam banjir ya pasti mati, tapi setengah roda bisalah," ujarnya.
Nantinya, tambah Dasep, konten dari mobil ini diharapkan bisa dari lokal. Pasalnya, saat ini, masih 50 persen dari lokal. Kemudian, kapasitas mobil ini bisa diperbesar.
"Saya usahakan semua lokal, baterai, onderdil, dan lain-lain. Nanti juga ada passenger car, Jakarta-Bandung bolak balik tanpa charger," pungkasnya.
(nia/dnl)
"Saya harapkan bisa produksi 1.000-2.000 unit untuk tahun ini. Namanya, Evina, itu Pak Nur (Nur Pamudji-Dirut PLN) yang namain, kan agak perempuan, jadi bisa dipakai para wanita," ujar Dasep ketika ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (9/1/2013).
Menurut Dasep, sebenarnya pasar utama dari produksi perdana mobil listrik ini adalah instansi pemerintah. "Ya selama ini kan mereka menyewa mobil untuk dinas, jadi bisa beli mobil ini," ujarnya
Saat ini harga 1 unit mobil listrik tersebut di bawah Rp 200 juta. Diharapkan, ke depannya pemerintah bisa memberikan insentif sehingga menekan harga mobil tersebut.
"Di Amerika dan Eropa sudah dikasih subsidi sekitar 70-30 juta," jelasnya.
Selain insentif produksi, pemerintah juga diharapkan dapat memberikan subsidi untuk listrik atau energi mobil ini. Dasep menjamin jumlah subsidi yang diberikan tersebut tidak akan sebesar subsidi untuk BBM.
"Mobil ini 4 jam untuk 135 km. Misalkan Jakarta Bogor bolak balik bisa 120 km atau sekitar 12 liter, beli Pertamax jadi Rp 120 ribu, kalau listrik 8 km/KwH tandanya sekitar Rp 15 ribu. Jadi nanti kita buat meteran khusus di rumah untuk mobil listrik supaya bisa disubsidi listrik untuk mobilnya," papar Dasep.
Dasep menyatakan, saat ini pihaknya tengah menunggu uji tim ahli untuk mendapatkan Nomor Induk Kendaraan (NIK). Yang jelas, lanjutnya, keamanan mobil ini sudah terjamin.
"Bulan April ini diharapkan selesai pengujiannya. Tingkat safety terujilah, tidak bakal kesetrum walaupun banjir. Samalah kekuatannya sama mobil lain, kalau tenggelam banjir ya pasti mati, tapi setengah roda bisalah," ujarnya.
Nantinya, tambah Dasep, konten dari mobil ini diharapkan bisa dari lokal. Pasalnya, saat ini, masih 50 persen dari lokal. Kemudian, kapasitas mobil ini bisa diperbesar.
"Saya usahakan semua lokal, baterai, onderdil, dan lain-lain. Nanti juga ada passenger car, Jakarta-Bandung bolak balik tanpa charger," pungkasnya.
(nia/dnl)