https://www.change.org/p/ibu-menkes-nilamoeloek-rakyat-butuh-obat-hepatitis-c-sofosbuvir-yang-murah
Update petisi
Kita Berhasil, Obat Sofosbuvir telah Tersedia Bagi Pasien Hepatitis C di Indonesia!
20 Des 2015 — Saya Ayu Oktariani, seorang ibu yang mengidap ko-infeksi HIV dan Hepatitis C, selama 6 tahun saya berjuang menjalani hidup saya dengan HIV. karena saya sadar, HIV belum dapat disembuhkan, maka saya berharap saya bisa menyembuhkan penyakit yang lainnya dan ingin dapat mengakses obat Hepatitis C.
6 Bulan yang lalu, saya membuat petisi yang menuntut Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Ibu Menteri Kesehatan untuk menyediakan obat Hepatitis C jenis Sofosbuvir. Kenapa, karena saya adalah salah satu orang dari 2 juta Rakyat Indonesia yang mengidap Hepatitis C, dan tidak dapat mengakses obat yang tersedia karena efek sampingnya yang begitu berat. Dan Sofosbuvir, adalah solusi bagi para pengidap Hepatitis C, untuk sembuh. Namun, karena belum tersedia di Indonesia, saya harus membeli-nya ke India.
Hari ini, saya sangat bersyukur. Ada hal yang tidak pernah terbayangkan oleh kita sebagai pasien yang mengidap suatu penyakit, dapat mengakses suatu obat sampai sembuh. Saya selalu percaya bahwa hak untuk sehat dapat diperjuangkan, bahkan oleh pasien itu sendiri. Dan hari ini, keyakinan itu terwujud, bahkan lebih dari apa yang saya harapkan sebelumnya. Keyakinan ini dapat terwujud, berkat upaya dan perjuangan seluruh rakyat Indonesia.
Berkat perjuangan yang tidak ada putusnya, dukungan dari banyak pihak khususnya kelompok pasien dan masyarakat Indonesia. Suara rakyat didengar, adanya kebutuhan yang tinggi akan pengobatan Hepatitis C, mengetuk pintu batin begitu banyak pihak. Sehingga, obat Sofosbuvir kini sudah tersedia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dengan menggunakan skema khusus bekerja sama dengan kementrian kesehatan.
Kini, para pengidap Hepatitis C bisa berlega hati. Karena selama kurun waktu yang lama hanya tersedia kombinasi obat Interferon dan Ribavirin, yang pengobatannya memiliki efek samping yang berat. Kini, tersedia Obat Kombinasi obat Sofosbuvir dan Ribavirin. Meski masih di bandrol dengan harga,Rp 3.675.000 untuk pengobatan selama 28 hari, paling tidak ini merupakan langkah yang baik, karena lebih banyak pasien yang dapat terbantu.
Untuk itu, masih ada beberapa langkah advokasi yang harus kita lakukan bersama, agar obat Sofosbuvir, dapat segera masuk ke dalam daftar Formularium nasional, agar dapat diakses gratis menggunakan BPJS. Karena masih ada begitu banyak pasien yang tidak mampu, sehingga jangkauan pengobatannya bisa lebih luas ke seluruh Indonesia.
Pembelajaran terbaik, yang bisa kita petik bersama adalah, adanya transformasi perjuangan dari gerakan pasien menjadi gerakan masyarakat. Dari persoalan yang terbatas hanya fokus pada pengobatan pasien ko-infeksi HIV dan hepatitis C, kini menjangkau lebih banyak pasien dengan Hepatitis C. Saya sangat bahagia, bangga dan terharu atas perjuangan ini. Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh rakyat Indonesia dan para aktifis yang berjuang bersama kami dan mewujudkan mimpi ini menjadi nyata.
6 Bulan yang lalu, saya membuat petisi yang menuntut Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Ibu Menteri Kesehatan untuk menyediakan obat Hepatitis C jenis Sofosbuvir. Kenapa, karena saya adalah salah satu orang dari 2 juta Rakyat Indonesia yang mengidap Hepatitis C, dan tidak dapat mengakses obat yang tersedia karena efek sampingnya yang begitu berat. Dan Sofosbuvir, adalah solusi bagi para pengidap Hepatitis C, untuk sembuh. Namun, karena belum tersedia di Indonesia, saya harus membeli-nya ke India.
Hari ini, saya sangat bersyukur. Ada hal yang tidak pernah terbayangkan oleh kita sebagai pasien yang mengidap suatu penyakit, dapat mengakses suatu obat sampai sembuh. Saya selalu percaya bahwa hak untuk sehat dapat diperjuangkan, bahkan oleh pasien itu sendiri. Dan hari ini, keyakinan itu terwujud, bahkan lebih dari apa yang saya harapkan sebelumnya. Keyakinan ini dapat terwujud, berkat upaya dan perjuangan seluruh rakyat Indonesia.
Berkat perjuangan yang tidak ada putusnya, dukungan dari banyak pihak khususnya kelompok pasien dan masyarakat Indonesia. Suara rakyat didengar, adanya kebutuhan yang tinggi akan pengobatan Hepatitis C, mengetuk pintu batin begitu banyak pihak. Sehingga, obat Sofosbuvir kini sudah tersedia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dengan menggunakan skema khusus bekerja sama dengan kementrian kesehatan.
Kini, para pengidap Hepatitis C bisa berlega hati. Karena selama kurun waktu yang lama hanya tersedia kombinasi obat Interferon dan Ribavirin, yang pengobatannya memiliki efek samping yang berat. Kini, tersedia Obat Kombinasi obat Sofosbuvir dan Ribavirin. Meski masih di bandrol dengan harga,Rp 3.675.000 untuk pengobatan selama 28 hari, paling tidak ini merupakan langkah yang baik, karena lebih banyak pasien yang dapat terbantu.
Untuk itu, masih ada beberapa langkah advokasi yang harus kita lakukan bersama, agar obat Sofosbuvir, dapat segera masuk ke dalam daftar Formularium nasional, agar dapat diakses gratis menggunakan BPJS. Karena masih ada begitu banyak pasien yang tidak mampu, sehingga jangkauan pengobatannya bisa lebih luas ke seluruh Indonesia.
Pembelajaran terbaik, yang bisa kita petik bersama adalah, adanya transformasi perjuangan dari gerakan pasien menjadi gerakan masyarakat. Dari persoalan yang terbatas hanya fokus pada pengobatan pasien ko-infeksi HIV dan hepatitis C, kini menjangkau lebih banyak pasien dengan Hepatitis C. Saya sangat bahagia, bangga dan terharu atas perjuangan ini. Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh rakyat Indonesia dan para aktifis yang berjuang bersama kami dan mewujudkan mimpi ini menjadi nyata.