Kapolda: Bom Merebak karena Indonesia Target Jihad JI
Gede Suardana - detikcom
Denpasar - Kurun waktu tiga tahun, Indonesia menjadi langganan aksi terorisme di kawasan ASEAN. Jangan kaget, karena dalam Pedoman Umum Perjuangan Jamaah Islamiyah (PUPJI), Indonesia ditetapkan sebagai daerah operasi atau jihad.
Demikian disampaikan Kapolda Bali Irjen Polisi Made Mangku Pastika kepada wartawan usai menerima tamu Dubes Malaysia Dato Zainal Abidin Zain di Polda Bali, Jalan WR Supartman, Denpasar, Senin (28/11/2005).
Pastika mengatakan, perjuangan Jamaah Islamiyah (JI) dalam PUPJI memiliki grand strategy tentang aksinya di ASEAN. JI membagi perjuangannya di ASEAN dalam beberapa zona.
PUPJI tersebut ditemukan polisi ketika menggerebek tempat tinggal terpidana bom Bali I Muklas dan Sa'ad di Solo. "Nah, menurut grand strategy itu, Indonesia adalah tempat operasi atau daerah jihad. Makanya, Indonesia diserang terus oleh teroris," bebernya.
Menurut Pastika, JI menetapkan Malaysia dan Singapura sebagai zona ekonomi. Artinya, JI menggunakan kawasan tersebut untuk mengumpulkan uang guna mendanai aksi teror mereka.
Contohnya adalah mobil L-300 yang meledak di Jalan Legian, Kuta tahun 2002 lalu. Mobil ini dibeli Amrozy dengan menggunakan uang pecahan ringgit, dolar singapura dan rupiah. "Duit dikumpulkan di sana, di tempat mereka bekerja," kata Pastika.
Dia menjelaskan, negara Filipina ditetapkan sebagai zona latihan. JI melakukan latihan untuk anggotanya di kamp Abu Bakar. Sedangkan Thailand adalah zona persembunyian. "Buktinya Hambali ditangkap di Thailand," tandas Pastika.
Dengan bukti tersebut, Pastika membantah rumor yang beredar bahwa Indonesia sering terjadi bom karena Malaysia benci Indonesia atau karena Malaysia bersaing di dunia pariwisata dengan Bali.
Sementara itu, Dubes Malaysia Abidin Zain membantah bahwa Dr Azahari sengaja dikirim oleh pemerintah Malaysia ke Indonesia untuk melakukan aksi teror. "Pemerintah Malaysia tidak mengantar Azahari ke Indonesia," tegasnya.
Dia juga membantah bahwa Malaysia yang memberikan dana kepada Azahari. "Kita telah dapat kepastian bahwa dana itu tidak disalurkan melalui Malaysia atau dana datang dari Malaysia. Itu adalah laporan yang tidak benar," demikian Abidin Zain. (atq)
detikcom
Gede Suardana - detikcom
Denpasar - Kurun waktu tiga tahun, Indonesia menjadi langganan aksi terorisme di kawasan ASEAN. Jangan kaget, karena dalam Pedoman Umum Perjuangan Jamaah Islamiyah (PUPJI), Indonesia ditetapkan sebagai daerah operasi atau jihad.
Demikian disampaikan Kapolda Bali Irjen Polisi Made Mangku Pastika kepada wartawan usai menerima tamu Dubes Malaysia Dato Zainal Abidin Zain di Polda Bali, Jalan WR Supartman, Denpasar, Senin (28/11/2005).
Pastika mengatakan, perjuangan Jamaah Islamiyah (JI) dalam PUPJI memiliki grand strategy tentang aksinya di ASEAN. JI membagi perjuangannya di ASEAN dalam beberapa zona.
PUPJI tersebut ditemukan polisi ketika menggerebek tempat tinggal terpidana bom Bali I Muklas dan Sa'ad di Solo. "Nah, menurut grand strategy itu, Indonesia adalah tempat operasi atau daerah jihad. Makanya, Indonesia diserang terus oleh teroris," bebernya.
Menurut Pastika, JI menetapkan Malaysia dan Singapura sebagai zona ekonomi. Artinya, JI menggunakan kawasan tersebut untuk mengumpulkan uang guna mendanai aksi teror mereka.
Contohnya adalah mobil L-300 yang meledak di Jalan Legian, Kuta tahun 2002 lalu. Mobil ini dibeli Amrozy dengan menggunakan uang pecahan ringgit, dolar singapura dan rupiah. "Duit dikumpulkan di sana, di tempat mereka bekerja," kata Pastika.
Dia menjelaskan, negara Filipina ditetapkan sebagai zona latihan. JI melakukan latihan untuk anggotanya di kamp Abu Bakar. Sedangkan Thailand adalah zona persembunyian. "Buktinya Hambali ditangkap di Thailand," tandas Pastika.
Dengan bukti tersebut, Pastika membantah rumor yang beredar bahwa Indonesia sering terjadi bom karena Malaysia benci Indonesia atau karena Malaysia bersaing di dunia pariwisata dengan Bali.
Sementara itu, Dubes Malaysia Abidin Zain membantah bahwa Dr Azahari sengaja dikirim oleh pemerintah Malaysia ke Indonesia untuk melakukan aksi teror. "Pemerintah Malaysia tidak mengantar Azahari ke Indonesia," tegasnya.
Dia juga membantah bahwa Malaysia yang memberikan dana kepada Azahari. "Kita telah dapat kepastian bahwa dana itu tidak disalurkan melalui Malaysia atau dana datang dari Malaysia. Itu adalah laporan yang tidak benar," demikian Abidin Zain. (atq)
detikcom