Skip to main content

Posts

Uang Nasabah Bank Hilang Misterius

Rabu, 20/01/2010 13:24 WIB Pencuri Nasabah BCA Berteknologi Canggih, Uang Hilang Tiap 20 Detik Gede Suardana - detikNews Jakarta - Pencuri uang nasabah BCA diduga memiliki jaringan atau peralatan canggih. Uang seorang nasabah hilang setiap 20 detik dan itu dari sejumlah ATM yang tersebar di Bali secara simultan. Seorang nasabah BCA Kuta yang tidak mau disebut namanya menceritakan kepada detikcom, Rabu (20/1/2010). Setelah uangnya hilang dia minta penjelasan ke BCA kapan dan bagaimana uangnya hilang. Dari pelacakan BCA hari Senin (18/1/2010), pada Sabtu (16/1/2010) dia kehilangan Rp 75 juta. Rinciannya, 1 transaksi Rp 5 juta, 6 transaksi masing-masing Rp 10 juta dan 5 transaksi masing-masing Rp 2 juta, total Rp 75 juta. Pada Minggu (17/1/2010) kembali dia kehilangan uang Rp 70 juta, sebuah transaksi bahkan terjadi pukul 04.00 Wita dini hari. Transaksi tercatat di sejumlah ATM seperti di Waterboom Kartika Plaza, Glory Restaurant dan Teuku Umar. "Setiap transaksi ...

FM Radio in Jakarta

87,60 Hard Rock 88,00 Mustang 88,40 Arief Rahman Hakim (Global Radio) 88,80 RRI Jakarta Pro 3 89,20 Green Radio 89,60 i-Radio 90,00 Elshinta 90,40 Cosmopolitan 90,80 Suara Gema Pembangunan Utama (SP FM) 91,20 RRI Jakarta Pro 1 91,60 Indika Milenia (Indika FM) 92,00 Radio Sonora 92,40 PAS FM 92,80 RRI Jakarta Pro 4 93,20 MD FM (Merpati Dharmawangsa FM) 93,90 MERSI FM 94,30 Garda Asia Bumi (Woman Radio) 94,70 U FM 95,10 KIS FM 95,50 Radio Alaikassalam Sejahtera Jakarta PT.(RAS FM) 95,90 Radio Smartfm Jakarta (PT Smart Media Utama) 96,30 Radio Pelita Kasih (RPK FM) 96,70 Swara Rhadana Dunia (Radio A) 97,10 Radio Dangdut-TPI 97,50 Motion FM 97,90 Radio Kayumanis 97,90 Female Radio 98,30 Radio Cakrawala 98,70 Gen FM 99,10 Delta FM 100,3 Radio El-Gangga 100,6 Radio Heartline 101,0 Jak FM 101,4 Trax FM 101,8 Terik Matahari Bahana Pembangunan PT, Radio Bahan...

Penyadapan Tak Boleh Diperlemah!

Kamis, 14/01/2010 12:17 WIB Satgas Tidak Sulit Identifikasikan Mafia Hukum Hery Winarno - detikNews Jakarta - Mafia hukum ada di semua institusi penegak hukum. Satgas Pemberantasan Mafia Hukum mengaku tidak kesulitan mengidentifikasikannya karena memiliki modus yang sama. "Karena modusnya sama di semua level, tidak sulit mengidentifikasi," kata Sekretaris Satgas, Denny Indrayana. Hal ini disampaikan dia di sela-sela pertemuan dengan aktivis LSM guna meminta masukan terkait dengan pemberantasan mafia hukum. Pertemuan berlangsung di kantor Satgas, Gedung Setneg, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2010). Menurut dia, modus mafia hukum di Kepolisian, KPK, Kejaksaan, sama yaitu jual beli kewenangan, terutama kewenangan yang memaksa. "Mereka bisa menetapkan orang menjadi tersangka, bisa menerbitkan SP3, bisa jadikan orang terdakwa, terpidana. Jadi selalu pada level kewenangan yang memaksa yang bisa diperjualbelik...

berdagang secara resmi = harus bayar 11+ jenis pajak

Pajak Nasi Bungkus Pedagang: Kami Sudah Terlalu Banyak Membayar Pajak Chaidir Anwar Tanjung - detikNews Pekanbaru - Pengusaha restoran dan rumah makan mengeluhkan pajak nasi bungkus yang diterapkan Pemkot Pekanbaru. Mereka menilai, terlalu banyak pajak yang mesti dibayarkan ke pemerintah. Seorang pengusaha rumah makan, Hendra di kawasan Jl Sudirman, kepada detikcom, Senin (11/01/2010) menyebut, bahwa mengurus izin untuk rumah makan saja selama ini cukup sulit dan berbelit-belit. Begitu susahnya mereka mendapatkan izin. Kini mereka harus berhadapan dengan yang namanya pajak nasi bungkus. Hendra mengatakan, untuk mendirikan rumah makan saja minimal ada 11 jenis pajak yang harus dibayar. Di antaranya pajak reklame, amdal, sampah, parkir, air bawah tanah, SIUP, SITU, dan PBB. Ini belum lagi pajak kepada Dinas Parawisata, Dinas Kebakaran, dan Dinas Kesehatan. "Untuk mendapatkan izin pendirian rumah makan itu, menunggukan waktu yang cukup lama. Belum lagi mem...

penjara mewah Artalyta Suryani

http://detikyogyakarta.net/inilah-foto-penjara-mewah-artalyta-suryani-sang-koruptor-di-rutan-pondok-bambu/ Inilah Foto Penjara Mewah Artalyta Suryani Sang Koruptor di Rutan Pondok Bambu Ditulis pada: Monday, 11 January 2010, Dibaca 761 kali, 761 hari ini, Berita Terkait Artalyta Terima Perlakuan Istimewa, KPK Minta Satgas Mafia Usut Pejabat Lapas Bella Saphira Berharap Keberuntungan Fasilitas Mewah di Rumah Tahanan Ayin Penyusup Gedung Putih Dapat Undangan Pesta Teknologi Baru Untuk Piala Dunia 2010 Sejumlah ruangan di dalam gedung perkantoran, yang berada di dalam kompleks rutan tersebut, seharusnya gedung untuk perkantoran petugas rutan, disulap menjadi ruang pribadi mewah yang dipakai beberapa narapidana semacam terpidana kasus suap Arthalyta Suryani dan terpidana seumur hidup kasus narkoba, Limarita. "Tadinya saya cuma dengar kabar ada fasilitas mewah diberikan kepada narapidana tertentu, tapi baru sekarang saya lihat sendiri. Ternyata jau...

Sudahkah mengatasi banjir di Kayu Ringin? Kita lihat Februari.

Rabu, 06/01/2010 13:29 WIB BKT Tembus ke Laut, Banjir di Jakarta Sedikit Teratasi Gunawan Mashar - detikNews Ilustrasi: Dok Detikcom Jakarta - Berita menggembirakan bagi warga Jakarta. Banjir yang kerap menggenang Jakarta akan berkurang, karena Banjir Kanal Timur (BKT) sudah tembus ke laut. Meski belum rampung 100 persen, BKT diperkirakan sudah menimalisir dampak banjir. Hal ini dikatakan oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Pitoyo Subandrio kepada wartawan di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (6/1/2009). "Banjir Kanal Timur sudah sampai ke laut sejak Desember. Sekarang risiko banjir sudah terkurangi," ujar Pitoyo,. Meski demikian Pitoyo mengakui jika perampungan galian BKT yang tembus ke laut belum mencapai 100 persen. "Masih sekitar 97 persen," ucapnya. Hingga kini menurut Pitoyo, kontraktor akan merampungkan lebar tembusan ke sungai hingga Juni 2010 nanti. Sejumlah tembusan ke ...

Total Koin Prita Rp 810 Juta

Rabu, 30/12/2009 16:07 WIB Total Koin Prita Rp 810 Juta, Disalurkan untuk Dana Kemanusiaan Hery Winarno - detikNews Jakarta - Koin Keadilan untuk Prita Mulyasari selesai dihitung Bank Indonesia (BI). Total uang yang terkumpul mencapai Rp 810.940.402. Uang itu akan disalurkan untuk dana kemanusiaan. Uang sebanyak itu terdiri dari koin logam Rp 589.073.143 dan uang kertas Rp 26.488.900. Sedangkan uang Prita di Bank Mandiri yang disetor pada 23 Desember 2009 sebesar Rp 92.353.475. Totalnya ada Rp 707.915.518. Sedangkan jika ditambah dari cek-cek bantuan dermawan, total Rp 810.940.402. Ratusan juta koin itu dihitung petugas Bank Indonesia selama 5 hari. Bagian kasir BI mengerahkan 7 orang dan dibantu 16 orang dari Bank Mandiri. "Nantinya, uang ini akan kita gunakan untuk tujuan atau dana kemanusiaan," kata Prita usai acara penghitungan koin di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Selatan, Rabu (30/12/2009). Namun, Prita...